Senin, 26 Juli 2010


Cabang Wilayah Inbagteng Bentuk Forum Silaturahmi

LAPMI HMI-MPO PURWOKERTO @ 03.46


PURWOREJO-LAPMI Pwt
. Hari Mingu, tanggal 25 juli 2010 kemarin diselengarakan pertemuan antara cabang-cabang yang ada di wilayah indonesia bagian tengah. Ide dasar pertemuan ini adalah karena keprihatianan kondisi internal HMI dan sekaligus untuk menjalin silaturahmi antar cabang wilayah indonesia bagian tengah (inbagteng) yang beberapa cabang merupakan kepengurusan baru.

Melaui kordinasi lewat sms dan via facebook, maka terselenggaralah petemuan itu yang bertempat di HMI Cabang Purworejo. Dipilih tempat purwrejo adalah karena pertimbangan letak geografis yang memungkinkan setiap cabang di wilayah inbagteng untuk hadir. Diskusi dimulai sekitar pukul 14.30 yang mengambil tempat di alun-alun Purworejo.

Pimpinan cabang dan kader HMI Inbagteng yang tergabung dalam forum silatturahmi antarcabang inbagteng ndopok (jawa : duduk santai) di bangku taman alun-alun Kota Purworejo (25/07). Bukan tema-tema nasional kebangsaan yang diobrolkan forum kali ini, tapi lebih ke kondisi internal HMI - khususnya HMI Indonesia bagian tengah.

Forum yang di pimpin oleh Deni – ketua cabang purworejo sekaligus tuan rumah pertemuan kali ini dihadiri oleh 4 (empat) perwakilan cabang HMI di Inbagteng, yakni cabang Yogyakarta, Purworejo, Wonosobo dan Purwokerto. Walaupun hanya di hadiri 4 perwakilan cabang, diskusi itu tetap berlanjut. Personil yang hadir pada pertemuan silaturahmi antar cabang wilayah inbagteng itu adalah deni (Purworejo), Alfin, Silo (Wonosobo), Fadnan, Danang (Jogja), Erwin, Bambang, Tino, Diwan (Purwokerto).

Awal dari adanya forum ini adalah karena kegelisahan beberapa kader HMI Inbagteng yang merasa semakin luntur kekeluargaannya. Padahal menurut Danang – Ketua Cabang Yogyakarta, “Dulu pada saat Azwar Muhammad menjadi Ketua Badko Inbagteng, HMI Inbagteng terkenal menjadi poros tengah bagi HMI”.

Pembicaraan dimulai dengan keprihatinan kondisi beberapa cabang di wilayah inbagteng. Contoh kasus cabang Purworejo yang dalam keadaan sangat kritis karena kehabisan kader. Begitu juga dengan purwokerto, walaupun jauh lebih baik dari purworejo. Kondisi ini dimungkinkan karena kurang perhatiannya PB HMI terhadap cabang, khususnya wilayah inbagteng. Menurut Danang, kertua Cabang Jogja, ketika ada cabang yang sakit seperti purworejo, harusnya PB melalui Badko yang bertangung jawab penuh. Namun ini juga diduga imbas dari pertentangan antara badko inbagteng dengan PB ketika pleno 2 di Palu, katanya.

Ketika pleno 2 di Palu, cabang-cabang di wilayah inbagteng, melalui badko menuntut respon PB HMI, khususnya mas Chozin karena diangap inkonstitusional dalam kepemimpinannya. Badko sempat melayangkan surat paa PB terkait masalah ini, dan mengancam akan membubarkan diri jika tidak direspon selama waktu yang ditentukan.

Walaupun Badko inbagteng telah membubarkan diri, tapi menurut alfin dan erwin, komunikasi dan silaturahmi antar cabang di wilayah inbagteng harus tetap terjaga dan solid. "Empat cabang yang hadir ini harus menjadi pelopor membangun solidaritas inbagteng. Salah satu bentuknya adalah dengan forum komunikasi ini" kata Erwin, selaku ketua cabang Purwokerto. "kita perlu melakukan upaya terhadap kasus inkonstitusional, tapi yang lebih penting dan terdekat juga adalah menyelamatkan perkaderan HMI karena kita adalah keluarga", lanjutnya.

Karena diangap pentingnya komunikasi antar cabang inbagteng, maka peserta yang hadir saat itu sepakat membentuk Forum SilaturaHMI Inbagteng dengan ketua cabang wonosobo ditunjuk sebagai kordinator sekaligus tuan rumah untuk pertemuan berikutnya. Pertemuan lanjutan diagendakan pada mingu kedua bulan Ramadhan bertempat di cabang Wonosobo. Akhirnya diskusi dan silaturahmi diakhiri sekitar pukul 16.45, dan setelah sholat ashar, masing-masing membubarkan diri dan kembali ke cabang nya masing-masing. (wibiono/tino)



No Response to "
Cabang Wilayah Inbagteng Bentuk Forum Silaturahmi"

HMI KU UNTUK
INDONESIA BARU