tag:blogger.com,1999:blog-43882164471303378722024-03-12T18:36:39.003-07:00Stay Tuned Magazine - HMI MPO PURWOKERTOLAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.comBlogger103125tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-44617828322936235082013-02-27T05:41:00.000-08:002013-02-27T05:41:12.067-08:00Ke Manakah HMI-MPO?Ke manakah aktivitas kader-kader HMI-MPO akhir-akhir ini? Hilangnya gaung kader progresif revolusioner dari HMI-MPO ini menimbulkan sebuah tanda tanya besar. Apakah gejala ini disebabkan oleh gejala mahasiswa pada umumnya yang mulai enggan berkecimpung dalam dunia organisasi atau memang rung organisasi HMI-MPO ini yang sudah mulai lenyap? Hanya Allah yang tau.<br />
<br />LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-65517307850677907562011-12-15T19:24:00.000-08:002011-12-15T20:33:50.176-08:00Aksi Solidaritas untuk Sondang Hutagalung: SBY-Boediono Pembunuh!<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXMgKPiMu_O_w21H5QJNc50fQIPDyMYH5iOR6MPNqySgu3yPLNDfzmu_UQ0-7CzH5MbtZsvJRqF5KY8wOr8yL_hnMs8iRU0XyRUaPkdwSVhPsVH1caRZ-OqJ5U63iVciWvV6jtezZP57NE/s1600/DSC06554.JPG"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 308px; height: 232px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXMgKPiMu_O_w21H5QJNc50fQIPDyMYH5iOR6MPNqySgu3yPLNDfzmu_UQ0-7CzH5MbtZsvJRqF5KY8wOr8yL_hnMs8iRU0XyRUaPkdwSVhPsVH1caRZ-OqJ5U63iVciWvV6jtezZP57NE/s320/DSC06554.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5686562658706899650" border="0" /></a>LAPMI Puwokerto (13/12/11), HMI-MPO gelar aksi solidaritas untuk Sondang Hutagalung. Aksi dimulai dari sekretariat HMI-MPO Cabang Purwokerto berjalan menuju pertigaan jalan kampus dan berakhir di depan Gedung Auditorium. Aksi solidaritas ini adalah wujud solidaritas kepada Sondang Hutagalung sebagai anak bangsa yang gugur bunuh diri di depan Istana Negara pada hari anti korupsi Jumat yang lalu.<br /></div><div style="text-align: justify;"><br />Kematian Sondang Hutagalung merupakan bentuk “prustasi” bangsa ini terhadap kondisi yang makin carut marut. Pemerintah SBY-Budiono dinilai gagal memberikan jaminan rasa aman bagi rakyatnya, baik itu rasa aman dari ketakutan akan kesulitan mengakses pendidikan, rasa aman dari ketakutan akan sulitnya memenuhi kebutuhan hidup dan ketakutan-ketakutan lainnya. HMI-MPO menilai bahwa SBY-Boediono telah “membunuh” rakyatnya sendiri. Pemerintah tidak sanggup menuntaskan kasus-kasus korupsi dengan adanya tebang pilih terhadap pelaku korupsi.<br /><br />Aksi yang dilakukan dengan mengenakan kostum hitam-hitam dengan wajah putih menjadi simbol kematian nurani pemimpin negeri ini. Ini juga sebagai simbol berkabung atas kondisi keterpurukan bangsa Indonesia, demikian yang diungkapkan oleh Imam Rohudin selaku Ketua Umum HMI-MPO Cabang Purwokerto. Lebih lanjut Imam mengatakan “aksi ini menunjukan dan merefleksikan bahwa solidaritas kepada Sondang tidak semata-mata wujud empati kepada Sondang saja, tetapi lebih jauh dari itu, bagaimana semangat perjuangan Sondang yang memerjuangkan dan menyuarakan penderitaan rakyat kecil.”<br /><br />Sepanjang perjalanan, massa aksi melakukan orasi dan meneriakan yel-yel. Aksi ini sempat menarik perhatian warga yang melintas di jalan kampus dan pengguna jalan HR. Bunyamin. Aksi yang dikordinatori oleh Syahid ini semakin menarik perhatian ketika melakukan orasi di depan Gedung Auditorium yang pada siang itu tengah digelar acara wisuda. Salah satu orator berpesan agar para sarjana akan tetap memegang idealisme dan keberpihakannya kepada <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-kDS5XWPhO9dr1QCuLoPYUymS_iC9FWRPdQZTNN3PbqIOyzMUmI-FeuKM3ncb78GqMg8g0bKXDbp0CRwcnOvCxq6Ly3CnPvvYzJtn3hNQg2g2Gt6Q0zYjlj0M82tcTNm-VELr9hTNBeIP/s1600/aksi.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 247px; height: 184px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-kDS5XWPhO9dr1QCuLoPYUymS_iC9FWRPdQZTNN3PbqIOyzMUmI-FeuKM3ncb78GqMg8g0bKXDbp0CRwcnOvCxq6Ly3CnPvvYzJtn3hNQg2g2Gt6Q0zYjlj0M82tcTNm-VELr9hTNBeIP/s320/aksi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5686579491052665682" border="0" /></a>kaum lemah.<br /><br />Massa sempat menaiki pagar gedung dan berorasi dari atas tembok gedung. Aksi ini sempat dihadang oleh pihak keamanan kampus, namun akhirnya diperbokehkan dengan catatan tidak melakukan tindakan anarki yang dapat mengganggu acara wisuda. Massa membubarkan diri sekitar pukul 12 siang tepat saat acara wisuda selesai. (Jaya)<br /><a href="http://staytuned-lapmipwt.blogspot.com/2011/12/press-realesse-aksi-solidaritas-untuk.html">lihat press....</a><br /><br /><br /></div>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-89268714604279130892011-12-15T19:21:00.000-08:002011-12-15T19:24:11.070-08:00Press Realesse: Aksi Solidaritas Untuk Sondang Hutagalung<div style="text-align: justify;"><br />Hari anti korupsi diperingati di seluruh dunia dengan berbagai aksi dan demontrasi. Pada momentum tersebut kita semua dikejutkan oleh media tentang aksi Sondang Hutagalung yang membakar dirinya sendiri di depan istana merdeka. Mengapa demikian?<br /><br />Sondang Hutagalung yang ternyata adalah seorang aktivis HAM yang tergabung dalam KONTRAS, dikenal sebagai seorang yang gigih membela rakyat kecil. Ia selalu menyuarakan aspirasi rakyat namun tak pernah direspon oleh pemerintah. Dari pengalaman itulah Sondang lantas melakukan aksinya yang sontak membuat kita semua tercengang.<br /><br />Apa yang dilakukan Sondang menyiratkan pesan kepada pemerintah tentang berbagai kekacauan yang terjadi di Indonesia. Berbagai kasus seperti korupsi, pelanggaran HAM, ketidakadilan dan tidak adanya kepastian hukum kian marak terjadi. Kemanusiaan terus-menerus dikebiri dan dicederai.<br /><br />Kemanusiaan telah diperkosa dan direnggut. Pemerkosaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan ini ada diberbagai bidang. Di bidang politik, setiap orang di negeri ini yang harusnya berhak hidup, saat ini selalu terhimpit bayang-bayang kematian. Supremasi hukum begitu rapuh. Keadilan tidak berpihak pada rakyat kecil. Kita mengetahui kasus Marsinah buruh di Jawa Timur, kasus Munir, tragedi Semanggi dan Tanjung Priok yang tak kunjung tuntas. Kasus lain yang kian melukai kemanusiaan adalah korupsi. Kasus BLBI dan Bank Century sampai saat ini belum menemukan titik terang.<br /><br />Setiap manusia Indonesia berhak memperoleh pendidikan sesuai dengan yang diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun faktanya banyak anak putus sekolah karena mahalnya biaya pendidikan. Media sebagai salah satu sarana pendididikan justru tidak mencerdaskan masyarakat kita. Kalau begini, yang terjadi sebaliknya yakni pembodohan kehidupan bangsa. Tayangan-tayangan di media kian membingungkan. Media saat ini sarat dengan tayangan-tayangan kriminal, kekerasan yang tidak mendidik dan malah semakin mengkerdilkan masyarakat.<br /><br />Sudah sepantasnya kini seluruh rakyat Indonesia menyatakan solidaritas kepada sahabat yang begitu peduli atas segala sesuatu yang terjadi pada bangsa Indonesia saat ini. Seorang sahabat yang begitu risau jiwanya, begitu gelisah hatinya melihat keterpurukan-keterpurukan yang terjadi di negeri ini. Perlu kita sadari bahwa kegelisahan yang dirasakan Sondang Hutagalung adalah kegelisahan kita semua. Kekalutannya adalah kekalutan semua putra-putri yang cinta akan bangsa Indonesia dan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu kami dari HMI MPO menghimbau kepada seluruh masyarakat Banyumas khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya untuk meneruskan perjuangan Sondang Hutagalug. Kita teriakan apa yang diteriakan Sondang, yang begitu bergema di telinga dan hati kita. Suara orang-orang yang rindu akan kebenaran dan keadilan.<br /><br /><br /></div>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-87454941037378886122011-07-11T21:23:00.000-07:002011-07-11T21:42:07.684-07:00Forum HMI Inbagteng di SemarangHMI BADKO INBAGTENG Bergeliat<br /><br />(Lapmi-Pwt), Sabtu 09 Juli 2011 menjadi hari sejarah baru bagi HMI secara umum dan HMI Inbagteng pada khususnya. Bertempat di sekretariat HMI Cabang Semarang, perwakilan pengurus cabang HMI se-Inbagteng kembali bergeliat merumuskan agenda HMI ke depan. Forum silatturahmi HMI se-Inbagteng kali ini dihadiri oleh perwakilan pengurus HMI Cabang Yogyakarta, HMI Cabang Sleman, HMI Cabang Semarang, HMI Cabang Wonosobo, dan HMI Cabang Purwokerto.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqsojYmqwLJB2JS-0bKumqVGhRoCKTWCgQuCwp4eQeVtwutiksJcz4e2xZNYvnODeD2zRtY77ACyrKUD1UN_JEcXnaOkZ3_gur20Hw38wBl4q91KjuGsAP8JweKW0-spid3eZJBZT1vKm9/s1600/Photo-0220.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqsojYmqwLJB2JS-0bKumqVGhRoCKTWCgQuCwp4eQeVtwutiksJcz4e2xZNYvnODeD2zRtY77ACyrKUD1UN_JEcXnaOkZ3_gur20Hw38wBl4q91KjuGsAP8JweKW0-spid3eZJBZT1vKm9/s320/Photo-0220.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5628319209134930082" /></a>Tepat Pukul. 16.15 WIB forum ini dibuka oleh Ahmad Choerul Umam yang dilanjutkan dengan Ta’aruf serta sharing agenda masing-masing cabang se-Inbagteng. Setelah sharing agenda masing-masing cabang selesai, forum dilanjutkan dengan agenda membahas keberadaan HMI Inbagteng secara struktural. HMI Inbagteng dalam periode kepemimpinan Umam secara struktural memang belum jelas statusnya, meski sebelumnya Umam sebagai ketua umum HMI Badko Inbagteng pernah mengajukan surat pengunduran sebagai pengurus HMI Inbagteng namun saat itu belum mendapatkan respons dari PB HMI kepengurusan Chozin. Umam menegaskan, pasalnya saat itu Umam mengajukan surat pengunduran diri sebagai pengurus HMI Badko Inbagteng karena pada saat itu PB HMI diduga melanggar Independensi HMI.<br />Aziz, ketua umum demisioner HMI cabang Wonosobo mengatakan, “Mengingat rekomendasi kongres ke-28 kemarin yang salah satunya adalah kejelasan status HMI badko Inbagteng, maka sebaiknya kita tindaklanjuti saja, butuh Musbadko secepatnya, kalau perlu Musbadkolub”. Perdebatan mengenai mekanisme menuju Musbadko atau Musbadkolub berlangsung cukup alot, sampai ba’da maghrib tiba forum ini belum mencapai kesepakatan. Usai pending sholat maghrib barulah forum ini mencapai kesepakatan yakni merokemendasikan pengurus masing-masing cabang se-Inbagteng agar membuat surat permohonan agenda Musbadko HMI Inbagteng, yang ditujukan langsung kepada PB HMI kepengurusan Alto.<br />Kesepakatan-pun telah dihasilkan, Sekitar Pukul 19.26 WIB forum ini ditutup, kemudian dilanjutkan dengan agenda makan malam bersama di sekretariat HMI Cabang Semarang, dan masing-masing utusan cabang yang hadir saling sharing kondisi internal, termasuk agenda-agenda terdekat masing-masing cabang [Tno].LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-91545034873020478302011-05-07T09:08:00.000-07:002011-07-11T21:44:37.431-07:00RAK HMI KOMFIS : Reekuilibirium Gerakan HMI Untuk Penguatan Organisasi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLKIwrB37i0bY-_0BgsQDYZeMXMPQJ9hk6jgGIP3ziTdtt3jvdiDBfIkSBQ9on0hBWexuzkZOW9IPT-EokKzpL8egLWtr_AHDFcMUGupYk5afVboB05UzSrK0a7gsqmfmdSrvBE5IWXohE/s1600/Photo-0152.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLKIwrB37i0bY-_0BgsQDYZeMXMPQJ9hk6jgGIP3ziTdtt3jvdiDBfIkSBQ9on0hBWexuzkZOW9IPT-EokKzpL8egLWtr_AHDFcMUGupYk5afVboB05UzSrK0a7gsqmfmdSrvBE5IWXohE/s320/Photo-0152.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5604013075226498738" /></a> Purwokerto (07/11). Sabtu sampai minggu menjadi hari yang bersejarah bagi kepengurusan HMI (MPO) komisariat FISIP (KOMFIS) UNSOED Purwokerto. Sekitar 30 orang kader HMI yang terdiri dari kader HMI komisariat FISIP, dan beberapa kader utusan dari komisariat lain, melangsungkan Rapat Anggota Komisariat (RAK) di Wisma Wiyata Baturraden-Purwokerto. RAK HMI KOMFIS yang bertema “Reekuilibirium Gerakan HMI untuk Penguatan HMI” ini berangkat dari beberapa kebutuhan khusus HMI KOMFIS Purwokerto diantaranya kaderisasi dan evaluasi gerakan mahasiswa islam demi penguatan ghiroh perjuangan sebagai counter hegemoni merebaknya budaya pop di kalangan mahasiswa pada umumnya.<br /><br />Jalannnya RAK kali ini berbeda dengan RAK yang sebelumnya. Kepengurusan HMI KOMFIS UNSOED mengalami masa jabatan sampai 2 tahun kepengurusan yang dampaknya adalah terlalu banyak permasalahan baik di internal Komisariat maupun di tingkat HMI cabang Purwokerto. Erwin, ketua umum HMI cabang Purwokerto dalam forum Laporan Pertanggungjawaban Pengurus HMI KOMFIS mengatakan, “Sebenarnya banyak sisi positif dari kepengurusan HMI KOMFIS, yang menjadi permasalahan mendasar sebenarnya cuma ada pada semangat dan solidaritas antara pengurus KOMFIS saja. Karena evaluasi secara umumnya adalah banyak program yang tidak terselenggara karena kurangnya koordinasi antarpengurus”. <br /><br />Secara keseluruhan, HMI Komfis kepengurusan Bambang Wibiono dinilai banyak kekurangan dan banyak evaluasi di tingkatan koordinasi. Syahid Muthahari M, Kabid PTK HMI KOMFIS demisioner menambahkan, “kultur kajian pada masa kepengurusan HMI memang sangat kurang terbangun, beberapa waktu lalu saya di PTK mengadakan kajian tentang Pemikiran M.Natsir, Perkembangan Kapitalisme-Neoliberalisme, saat itu banyak diminati, tetapi pasca itu banyak kader yang tidak mengikuti kajian-kajian yang diadakan”.<br /><br />Malam-pun semakin dingin, tetapi tidak menyurutkan semangat berdiskusi peserta RAK HMI Komfis Purwokerto. Banyak harapan-harapan terlontarkan dalam forum RAK kali ini, semoga tercapai semua harapan HMI Komfis demi terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhoi oleh Allah SWT. Yakin Usaha Sampai akan tetap menjadi prinsip yang relevan untuk melanjutkan gerakan keumatan di HMI Cabang Purwokerto dan HMI Komfis pada khususnya (tno).LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-13292469716063859872011-04-26T04:57:00.000-07:002011-04-26T05:00:56.673-07:00Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia<div style="text-align: center;"><br />(Oleh Naekma, SH dan I Wayan Pageh, SE, MM*).<br /><br /></div><div style="text-align: justify;">Perbedaan penafsiran terhadap implementasi Undang Undang Nomor: 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri antara 2 (dua) lembaga negara yaitu Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), secara spesifik persoalannya adalah apakah BNP2TKI hanya melakukan penempatan dan perlindungan TKI yang dilaksanakan pemerintah G to G dan G to P saja? Sejak 2007, BNP2TKI telah melakukan pelayanan penempatan TKI yang dilaksanakan pemerintah, Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (PPTKIS), TKI mandiri dan penempatan perusahaan sendiri. Perjalanan sejarah penempatan TKI menjadi alasan pembenar bahkan apa yang biasanya dilakukan di masa lalu, itulah yang paling benar. Diera global ini, penempatan dan perlindungan TKI paling tidak harus berpedoman kepada 2 (dua) undang-undang yaitu Undang Undang Nomor: 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang Undang Nomor: 39 Tahun 2004 beserta peraturan pelaksanaannya. Apabila kedua undang-undang dan peraturan pelaksanaannya dipahami dengan benar, niscaya, siapapun atau lembaga manapun tidak akan terjebak ke masalah kewenangan. Karena, siapapun sebagai pemangku kewenangan, bukanlah menjadi ukuran utama, namun siapa yang mengambil peran yang paling besar dalam menjamin hak-hak TKI. Penanganan kewenangan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI PPTKLN) harus berpedoman kepada Undang Undang Nomor: 32 Tahun 2004, artinya pemerintah berfungsi merumuskan standar, pedoman, norma, dan kriteria yang diwujudkan dalam berbentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan pembahasannya dengan Menteri Dalam Negeri dan pemangku kepentingan lainnya termasuk BNP2TKI.<br /><br />Reformasi penempatan dan perlindungan TKI dapat dipastikan gagal apabila disengaja pemasungan dengan dalih pelimpahan kewenangan serta mengkerdilkan atau membonsai BNP2TKI dengan dalih hanya melakukan penempatan pemerintah melalui peraturan menteri. Siapapun tahu keberadaan BNP2TKI yang dibentuk atas perintah Undang Undang Nomor: 39 Tahun 2004 yang bentuk formalnya adalah Peraturan Presiden (Peraturan Presiden Nomor: 81 Tahun 2006). Lalu, apa dasar hukum, BNP2TKI yang telah melakukan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI di luar penempatan pemerintah, sejak tahun 2007? Upaya untuk memahami Pasal 95 ayat (1) dan ayat (2) Undang Undang Nomor: 39 Tahun 2004 yang merupakan pokok permasalahan. Pasal 95, seharusnya dipahami lebih obyektif dan konsisten, dengan taat asas hukum serta dikaitkan dengan perspektif filosofis, juridis serta sosiologis, sebab secara folosofis pasar kerja dalam negeri berbeda dengan pasar kerja luar negeri. Pasar kerja dalam negeri pemerintah dapat mengatur permintaan (demand) dan penawaran (supply) secara bersama-sama, sedangkan pasar kerja luar negeri masing-masing pemerintahan negara hanya dapat mengendalikan dari satu sisi saja yaitu pemerintah negara pengirim seperti Indonesia hanya dapat mengendalikan dari segi permintaan (supply) sedangkan pemerintahan negara penerima TKI mengendalikan dari segi permintaan (demand). Atas dasar itulah Pemerintah RI merasa perlu membentuk BNP2TKI yang khusus menangani pasar kerja luar negeri.<br /><br />Dengan demikian Undang Undang Nomor: 39 Tahun 2004, Pasal 95 ayat (1), secara tegas menyebutkan bahwa BNP2TKI mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi, lebih lanjut ayat (2) BNP2TKI bertugas: a. melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara pemerintah dengan pemerintah negara pengguna TKI atau pengguna berbadan hukum di negara tujuan penempatan sebagaimana Pasal 11 ayat (1), b. memberikan pelayanan, mengkoordinasikan, dan melakukan pengawasan mengenai: 1) dokumen; 2) Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP); 3) penyelesaian masalah; 4) sumber sumber pembiayaan; 5) pemberangkatan sampai pemulangan; 6) peningkatan kualitas calon TKI; 7) informasi; 8) kualitas pelaksanaan penempatan TKI; dan 9) peningkatan kesejahteraan TKI dan keluarganya. Sah-sah saja meletakkan fungsi BNP2TKI sebagai lembaga penempatan pemerintah semata, jika memperhatikan konstruksi Pasal 95 yang terdiri dari 2 (dua) ayat dan penulisan dalam satu pasal, hal ini karena ada kesamaan materi antara ayat (1) dan ayat (2) dan rangkaian materi yang tidak dapat dipisahkan (Undang Undang Nomor: 10 Tahun 2004, penjelasan dalam angka 50 dan 59).<br /><br />Pendapat lain, bahwa BNP2TKI berfungsi untuk melayani penempatan TKI tidak hanya penempatan pemerintah berarti termasuk penempatan oleh PPTKIS, TKI Mandiri serta untuk perusahaan sendiri dengan alasan:<br /><br />Pertama, dalam Undang Undang Nomor: 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang secara tegas memisahkan penempatan tenaga kerja yaitu penempatan tenaga kerja dalam negeri dan tenaga kerja luar negeri (Pasal 33 dan 34 Undang Undang Nomor: 13 Tahun 2003), dan perintah undang-undang tersebut dijawab dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor: 39 Tahun 2004. Peraturan perundangan yang tersendiri mengenai penempatan dan perlindungan TKI karena penempatan tenaga kerja di luar negeri selama ini diatur oleh ordonantie dalam Stablaad 1887 Nomor: 8 dan peraturan Menteri atau peraturan di bawah peraturan Menteri sehingga di samping pengaturannya bersifat sumir/sederhana juga lemah dalam hierarkhis peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, dalam peraturan menteri untuk pelaksanaan Undang Undang Nomor: 13 Tahun 2003, substansi materinya sudah seharusnya dibedakan dalam rangka penempatan tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri.<br /><br />Misalnya, unsur-unsur penempatan tenaga kerja sebagaimana Pasal 36 Undang Undang Nomor: 13 Tahun 2003, yaitu: pencari kerja, lowongan kerja, informasi pasar kerja, mekanisme antar kerja serta kelembagaan penempatan, pastilah tidak sama, karena bagaimanapun penempatan tenaga kerja luar negeri sangat tergantung pada negara penempatan.<br /><br />Kedua, mengingat tujuan dibentuknya BNP2TKI adalah "untuk menjamin dan mempercepat terwujudnya tujuan penempatan dan perlindungan TKI diperlukan tanggung jawab terpadu" (Pasal 94 ayat (1) dan ayat (2) Sedangkan tujuan penempatan dan perlindungan TKI tercantum dalam Pasal 3, yaitu: 1) memberdayakan TKI secara optimal dan manusiawi, 2) menjamin dan melindungi TKI serta 3) meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya. Dengan demikian keberadaan BNP2TKI untuk menjamin pencapaian tujuan penempatan dan perlindungan tanpa mempersoalkan pembedaan atau pemisahan mengenai pelaksana penempatan dan yang paling penting serta utama adalah mengkedepankan kualitas pelayanan terhadap perlindungan TKI.<br /><br />Ketiga: Kerancuan menginterprestasikan terminologi atau istilah ketenagakerjaan dan pemerintah pusat dalam peraturan perundangan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Istilah Ketenagakerjaan</span><br /><br />Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja --angka 1 Pasal 1 Undang Undang Nomor: 13 Tahun 2003-- dan dalam Peraturan Pemerintah Nomor: 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota salah satu sub bidang urusan pemerintahan adalah ketenagakerjaan. Lalu dengan gampang disebutkan bahwa Menteri yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan yang berwenang mengaturnya. Tafsiran seperti itu melupakan bahwa BNP2TKI berfungsi pelaksanaan kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan TKI --Pasal 95 ayat (1) Undang Undang Nomor: 39 Tahun 2004-- berarti tidak hanya menyangkut ketenagakerjaan semata. Hal lain bahwa kelembagaan BNP2TKI, terdiri dari wakil-wakil instansi pemerintah terkait seperti bidang kependudukan, keimigrasian, kepolisian, kesehatan serta bidang lain yang dibutuhkan (Pasal 94 dan Pasal 96 Undang Undang Nomor: 39 Tahun 2004).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Istilah Pemerintah (Pusat)</span><br /><br />Dalam Undang Undang Nomor: 39 Tahun 2004 disebutkan bahwa pemerintah pusat adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari presiden beserta para menteri, namun dalam Undang Undang Nomor: 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta PP Nomor: 38 Tahun 2007 secara tegas disebutkan bahwa pemerintah pusat selanjutnya disebut pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.<br /><br />Istilah pemerintah harus dipahami sesuai dengan Undang Undang Nomor: 32 Tahun 2004 dan PP Nomor: 38 Tahun 2007 bukan atas dasar Undang Undang Nomor: 39 Tahun 2004. Karena Undang Undang Nomor: 39 Tahun 2004 harus menyesuaikan dengan Undang Undang Nomor: 32 Tahun 2004 yang merupakan perintah Pasal 18 ayat (7) Undang Undang Dasar RI 1945. Dengan demikian, haruslah menjadi pertimbangan, bahwa BNP2TKI merupakan pemerintah pusat yang berbentuk lembaga pemerintah non-kementerian.<br /><br />Keempat: Mencari upaya hukum yang tepat melalui pertimbangan das sollen dan das sein. Tindakan serta merta melalui peraturan menteri tidaklah mendasar sama sekali serta dipaksakan. Buktinya, seharusnya terlebih dahulu membuat PP tentang penempatan pemerintah sebagai perintah Pasal 11 ayat 2 Undang Undang Nomor: 39 Tahun 2004. Selain itu, perlu dipahami bahwa secara hirarkhi, peraturan menteri tidak tercantum dalam Undang Undang Nomor: 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan, alasannya untuk lebih mengedepankan peraturan daerah, sehingga hierarkhi Permen lemah dan apalagi tanpa memperhatikan prosedur penetapannya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Fakta menunjukkan bahwa:</span><br /><br />Calon TKI/TKI. Karakteristik calon TKI/TKI yang sebagian besar terbatas aksesnya untuk mendapatkan informasi disebabkan kualitas calon TKI/TKI memiliki pendidikan dan keterampilan yang rendah, biasanya disebut sebagai tenaga kerja informal, sehingga perlu mendapat perlindungan ekstra dari pemerintah. Fakta, tanggung jawab PPTKIS lebih besar dari pemerintah, lihatlah penjelasan Undang Undang Nomor: 39 Tahun 2004 menyebutkan bahwa calon TKI/TKI yang belum dapat menikmati akses informasi menjadi tanggung jawab pemerintah.<br /><br />Penganggaran. Berdasarkan Undang Undang APBN Tahun 2008, BNP2TKI telah ditetapkan sebagai lembaga untuk menempatkan TKI di seluruh negara penempatan. Berarti tidak hanya G to G/P yang saat ini hanya untuk negara Korea Selatan dan Jepang.<br /><br />Pelayanan langsung. BNP2TKI membawahi 19 (sembilan belas ) organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) atau Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) serta 13 (tiga belas) Pos Pelayanan di embarkasi atau debarkasi yang tugas pokoknya memberikan kemudahan pemrosesan dokumen dan penyelesaian permasalahan TKI. Pelayanan langsung melalui pelayanan terpadu satu pintu. Dalam pelayanan satu pintu, kedudukan Dinas ketenagakerjaan merupakan instansi yang sangat berperan dalam pelayanan tersebut. Selain itu, keberadaan BP3TKI sebelumnya BP2TKI, sejak diberlakukannya Undang Undang Nomor: 22 Tahun 1999 yang sekarang menjadi Undang Undang Nomor: 32 Tahun 2004, UPT tersebut tidak diserahkan ke pemerintahan daerah. Alasannya karena bersifat lintas negara dan lintas provinsi.<br /><br />Pelimpahan urusan pemerintahan. Dalam pelimpahan urusan pemerintahan (urpem) terlebih dahulu menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM), tidak serta merta dengan Peraturan Menteri. Menteri hanya membuat standar, pedoman, kriteria dan prosedur dan pembahasannya bersama dengan Menteri Dalam Negeri serta pemangku kepentingan termasuk BNP2TKI. Materi yang dibuat SPM telah tercantum dalam lampiran PP Nomor: 38 Tahun 2007. Apabila diatur sebaliknya, maka terjadi tumpang tindih antara Dinas dengan BP3TKI.<br /><br />Upaya hukum (legal remedies). 1) penyelesaian melalui lingkungan eksekutif (executif review) artinya tidak mengambil keputusan atas nama negara apabila ada konflik kepentingan, semestinya diserahkan kepada atasannya atau pihak lain di lingkungan eksekutif yang paling berwenang; 2) penyelesaian melalui Ombudsman sebagai lembaga negara yang bersifat mandiri dan tidak memiliki hubungan organik dengan lembaga negara dan instansi pemerintahan lainnya, karena alasan terganggunya pelayanan publik (Undang Undang Nomor: 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia); 3) Penyelesaian melalui kewenangan legislatif (DPR) dengan melaksanakan hak mengajukan peratanyaan atau angket karena adanya perbedaan dalam mengimplementasikan undang-undang; 4) Judicial Review pengujian legalitas peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang ke Mahkamah Agung (the legality of regulation); 5) Pengujian konstitusionalitas undang-undang oleh Mahkamah Konstitusi dengan batu ujinya adalah Undang Undang Dasar 1945 terhadap Undang Undang Nomor: 39 Tahun 2004.<br /><br />Akhirnya, reformasi terhadap penempatan dan perlindungan TKI telah gagal di tengah jalan karena kehilangan "good will" dalam pembuatan peraturan perundang-undangan. Jangan mengutamakan kekuasaan atau kewenangan lebih mulia mengambil peran aktif memperbaiki keadaan TKI. Ingat, bait lagu John Lennon: "You may say I'am a dreamer, but I'm not the only one". Selamat merenung.<br /><br /><br />*) Penulis kini sedang mengikuti Program S3 di Universitas Negeri Jakarta<br /><br /></div>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-18598200141645496642011-04-01T01:04:00.000-07:002011-04-01T20:38:20.925-07:00Aksi "Selamat Datang" Mendiknas<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsMpfYJdQOBlM4omeB6A_f4P6-Mws0BniIAgmXWfQM3bxCvUnSdl2UwjEdN31jpaYSh-Pn2sGLndDblqvZnNCxRE9cvq6u_wWWkUpxM-jXeODIUrfcrTnl_dUYLX8LwQYFwnIpNR92LND9/s1600/1.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsMpfYJdQOBlM4omeB6A_f4P6-Mws0BniIAgmXWfQM3bxCvUnSdl2UwjEdN31jpaYSh-Pn2sGLndDblqvZnNCxRE9cvq6u_wWWkUpxM-jXeODIUrfcrTnl_dUYLX8LwQYFwnIpNR92LND9/s320/1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5590824125871485410" border="0" /></a><br /><div align="justify">LAPMI PWT: Dilaporkan dari Purwokerto. Pagi hari (Jum'at, 1/4/2011), sekitar pukul 09.00 waktu setempat segerombolan mahasiswa sudah berkumpul di halaman kampus FISIP Unsoed. Beberapa dari mereka membawa bendera, spanduk, dan poster berisi tuntutan mereka. Ternyata dikabarkan bahwa pada hari itu Menteri Pendidikan Nasional akan datang ke Universitas Jenderal Soedirman untuk meresmikan gedung auditorium baru yang diberi nama Graha Widyatama. </div><br /><div align="justify">Ternyata ini adalah bentuk aksi <em>Selamat Datang </em>bagi Pak Menteri. Sekitar ratusan mahasiswa melakukan aksi demonstrasi menyambut kedatangan Mendiknas. Aksi dilakukan sekitar pukul 09.30 wib. Massa yang terdiri dari mahasiswa baik BEM, UKM, maupun Ormas itu menuntut untuk menghentikan komersialisasi pendidikan. Mereka juga menuntut dicabutnya PP No. 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.</div><br /><br /><div align="justify">Massa bergerak dari dalam kampus menuju lampu merah pertigaan jalan kampus dan melakukan orasi. Setelah itu massa bergerak menuju depan gedung auditorium yang terletak di samping kampus FISIP, Jalan HR Boenyamin, tempat di mana Mendiknas akan singgah. Di pinggir jalan, depan gedung, massa kembali melakukan orasi untuk menyampaikan aspirasi mereka. Karena pintu gerbang gedung ditutup dan dijaga oleh keamanan, massa hanya bisa berorasi di pinggir jalan tepat di depan gedung.</div><br /><br /><div align="justify"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEm1LQUI6jhDCV6dtGB9uRfYk4ZVGn39R4X_IjyIUTcVRk8YBqwudej1ZzxrKnexWGGwAIQHvtNaLZHsIHYHy60usMMxuK5oXvKN9pHTWLn-mZBuvWbdxTXRGo5Ne5okjpAZvO-rqOIL4D/s1600/2.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEm1LQUI6jhDCV6dtGB9uRfYk4ZVGn39R4X_IjyIUTcVRk8YBqwudej1ZzxrKnexWGGwAIQHvtNaLZHsIHYHy60usMMxuK5oXvKN9pHTWLn-mZBuvWbdxTXRGo5Ne5okjpAZvO-rqOIL4D/s200/2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5590824260486246082" border="0" /></a>Salah seorang mahasiswa perempuan bernama Siti Nur Rahmayanti, yang mengatasnamakan dirinya dari HMI-MPO sempat memanjat tembok pagar gedung setinggi 2,5 meter dan melakukan orasi, berteriak lantang dari atas. Aksi ini sempat mendapat perhatian publik yang ada di situ. </div><br /><div align="justify"></div><br /><div align="justify">Setelah berorasi di depan gedung, massa kembali menuju pertigaan jalan kampus dan melakukan aksi tidur di jalan sebagai bentuk protes dan bentuk simpati akan carut carutnya pendidikan di Indonesia. Sebelum massa membubarkan diri, mereka memasang sepanduk di pagar kampus FISIP yang berisi tuntutan mereka. Massa membubarkan diri sekitar pukul 11.30 wib. (wibiono)<br /><br /><br /></div><br /><div align="justify"></div>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-85579854529018724552011-03-16T00:57:00.000-07:002011-03-16T01:07:06.487-07:00Cemilan ala Staytuned<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">Menantang Derasnya Arus Sungai</span><br /><span style="font-weight: bold;">Oleh : Setiyarji*</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">“istiqomah untuk tidak melakukan dosa dikala tak mampu melakukannya lebih mudah dibandingkan ketika mampu melakukannya” Ibnu Taimiyah<br /><br /></span></div><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv3dxMnsymaz26ShRg6sMZMdMhh3Xe-Ymr7CGbsizLlXZZZs1OX4k3X2D4IqgRTvpre2hh3C53CBIFSjKe1_OLBDpkhOcyA-IpENoid-QOYPj_L57Zo3fUlF3ciQMbG_hRMVsPNYOXBH6S/s1600/b3Jhbmdfa2VfM18xLmpwZw%253D%253D.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv3dxMnsymaz26ShRg6sMZMdMhh3Xe-Ymr7CGbsizLlXZZZs1OX4k3X2D4IqgRTvpre2hh3C53CBIFSjKe1_OLBDpkhOcyA-IpENoid-QOYPj_L57Zo3fUlF3ciQMbG_hRMVsPNYOXBH6S/s320/b3Jhbmdfa2VfM18xLmpwZw%253D%253D.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5584585170665165762" border="0" /></a>Suatu ketika saya iseng-iseng membuka situs jejaring sosial facebook yang sedang digandrungi masyarakat muda saat ini, dan rasa penasaran saya tergelitik ketika saya menemukan sebuah forum yang membahas sesuatu yang menurut saya menjadi sesuatu yang sangat biasa pada masa ini tapi tidak pada masa lampau sehingga saya-pun memutuskan untuk mengikuti forum itu lebih dalam.<br />“pacaran anak pondok, benar dari hati atau sekedar obsesi” begitu buyi tema yang dibuat oleh sang empunya forum. Diantara yang mengikuti forum tersebut ada yang men-justifikasi bahwa mereka yang pacaran adalah para pendosa dan hanya mengikuti obsesi semata terlebih lagi mereka sudah tahu hukumnya, tapi yang lain mengatakan bahwa hal itu adalah wajar karena inilah keadaan dan selama yang mereka lakukan tidak merugikan dan melenceng dari syariah tidak apa apa. Lalu ada lagi yang menambahkan “lha, bukankah pacaran itu sudah melenceng dari syariah?”.<br />Menurut saya aneh ketika saya menemukan sebuah komunitas atau ormas atau organisasi-organisasi yang melekatkan dengan bangga di dada mereka kata Islam tapi jauh dari nilai Islam. Dan apa yang saya temukan dalam forum tersebut mungkin salah satunya. Saya tidak tahu pasti apakah pacaran anak pondok yang dimaksudkan sang pembuat forum adalah mereka yang masih berada di dalam pondok atau mereka yang sudah alumni. Menurut hemat saya anak pondok baik yang masih belajar atau sudah alumni tetap anak pondok, karena predikat jebolan anak pondok sudah melekat lebih rekat daripada gelar sarjana yang mungkin mereka peroleh.<br />Pacarannya anak pondok atau mereka-mereka yang telah melekatkan kata Islam di dahi mereka pasti ada sebabnya, dan menurut hemat saya terkontaminasinya mereka dengan budaya barat karena mereka kurang istiqomah untuk melakukan kebenaran. Saya katakan seperti itu karena saya teringat ucapan Ibnu Taimiyah yang saya tulis di awal artikel ini. Banyak orang yang tidak pacaran bahkan sejauh yang saya temukan cendrung mengutuk pacaran karena banyak hal yang membuat mereka tidak bisa melakuakan itu dan ketika semua hal tersebut sudah menjadi sangat kondusif maka merekapun ber-reinkarnasi menjadi manusia baru yang dulu mereka kutuk.<br />Minggu lalu saya mendapat pesan singkat yang member tahu saya bahwa kawan saya akan menikah. Saya kaget dan salut karena secara umur kawan saya belum memasuki angka 20 lebih. Saya teringat masa-masa ketika saya dan kawan saya masih satu kelas dan dia berkata kepada saya bahwa dia akan menikahi orang yang dia cintai walaupun menurut orang pernikahan tersebut masih dianggap terlalu belia bagi sebagian orang. Kawan saya melakukan seperti itu karena dia memahami dan mencoba untuk melakukan sabda Rasulullah SAW. yang berbunyi “barang siapa yang sudah mampu untuk menikah maka menikahlah karena itu meneduhkan pandangan dan penahan hawa nafsu ……..” bagi kawan saya apa yang dia lakukan adalah sesuatu yang benar dan saya sangat setuju dengannya.<br />Banyak orang yang tahu akan kebenaran tapi hanya sedikit yang mau untuk melakukan kebenaran seperti halnya banyak orang yang memikirkan sumber penerangan tanpa minyak atau lemak tapi hanya Thomas Alfa Edisonlah yang berani untuk membuatnya menjadi nyata. Sepanjang yang saya temui banyak pencari pencari kebenaran yang pikirannya sangat kritis dan ilmunya dalam tapi hanya sedikit orang-orang yang bertindak sebagi pelaku kebenaran. Dan yang menjadi pertanyaan adalah manakah yang lebih penting, pencari kebenaran atau pelaku kebenaran.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Bagi saya kebenaran<br />Biarpun bagaimana sakitnya<br />Lebih baik daripada kemunafikan<br />(Soe Hok-Gie)<br /></span><br /><br />*Penulis adalah kader HMI Komisariat Pertanian, Cabang PurwokertoLAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-41465536139019908222011-03-13T10:24:00.000-07:002011-03-13T10:34:04.596-07:00BATRA Jilid II<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8fez68PuHNHKjd8kDbwFXJm9q-uzmtB1me0zTd-_OXQUMVkRuECerehQvIVHyRCqFZxbNHEOnxJtxVMg-xvnpsjFlK_S7bRkAQj1sXLP3pBOrfY2ZDEuxARoVxegGmT_gCF53Pmjskevu/s1600/Photo-0096.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8fez68PuHNHKjd8kDbwFXJm9q-uzmtB1me0zTd-_OXQUMVkRuECerehQvIVHyRCqFZxbNHEOnxJtxVMg-xvnpsjFlK_S7bRkAQj1sXLP3pBOrfY2ZDEuxARoVxegGmT_gCF53Pmjskevu/s320/Photo-0096.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5583617209148737426" /></a><br />Basic Training HMI MPO Cabang Purwokerto<br />(konsep baru mengimplementasikan nilai-nilai keislaman)<br /><br />(Purwokerto – LAPMI). Bentuk keprihatinan dengan adanya degradasi nilai-nilai keislaman pada budaya mahasiswaa saat ini dituangkan dalam tema Basic Training HMI MPO Cabang Purwokerto. Batra yang diadakan pada tanggal 11-13 Maret 2011 di Balai Benih Ikan, Singasari-Karang Lewas ini mengangkat tema “Internalisasi nilai-nilai keislaman dalam membangun kualitas moral, intelektual dan kepdulian sosial mahasiswa”. Acara ini merupakan salah satu media follow up yang dikhususkan untuk kader HMI yang beberapa waktu lalu baru saja lulus Basic Training. Batra yang hanya berhasil meluluskan 6 orang kader baru ini kembali dikemas dengan konsep inovatif, adanya divisi acara yang dibentuk untuk membantu memberikan sumbangsih ide-ide segar ternyata berhasil membuat kemasan Batra sedikit berbeda. 6 orang peserta tersebut diantaranya 3 akhwat berasal dari : 1 orang jurusan ilmu tanah-Pertanian, 1 orang jurusan sosiologi-FISIP dan 1 orang dari jurusan Ilmu Komunikasi-FISIP, ketiga akhwat tersebut berasal dari satu Universitas yang sama yakni UNSOED. Sedangkan 3 ikhwan berasal dari : 1 orang jurusan PGSD-UMP, 1 orang jurusan Agribisnis-Pertanian UNSOED dan 1 orang Jurusan Ilmu Komunikasi-UNSOED.<br />Adanya acara renungan malam yang dikemas lebih kreatif dan mengena, diawali dengan game ringan seperti mengambil koin logam yang nancap di buah papaya dengan mata tertutup, kemudian diakhiri dengan para peserta merenung di depan gundukan tanah menyerupai kuburan bernisan dengan tulisan nama masing-masing peserta.”rangkain acara renungan malam ini adalah gambaran kehidupan manusia di dunia yang selalu identik dengan senang-senang dan lupa akan adanya kematian” ungkap bambang setiadji yang akrab dipanggil Bams salah seorang panitia Batra. Kemudian Out Bond di pagi hari diisi dengan beberapa game-game yang melatih kepemimpinan serta syarat akan nilai-nilai materi “etos perjuangan” serta pemberian sangsi dari panitia bagi peserta yang melanggar atau kurang disiplin, efek adanya sangsi tersebut membuat efek jera tersendiri bagi para peserta Batra. Tidak begitu berat sangsi yang diberikan, tapi lebih kepada sangsi yang mendidik yakni mencuci piring, membersihkan ruangan dan sebagainya.<br />Menurut Erwin sang ketua Cabang, “Persiapan acara Batra ini kurang lebih memakan waktu 3 bulan”. Batra kali ini awalnya diminati oleh banyak peserta, terbukti dari jumlah total peserta yang konfirmasi akan mengikuti Batra ke panitia mencapai lebih dari 15 orang, akan tetapi menjelang hari H ternyata banyak peserta yang konfirmasi tidak bisa hadir dikarenakan bentrok dengan kegiatan lain. Jaya, seorang kader HMI Komisariat FISIP yang tidak lain sebagai ketua panitia acara ini mengatakan, “sedikitnya kader yang lulus adalah hal wajar, karena kader banyak pun sebenarnya nanti aka nada seleksi alam… Jadi yang penting ya, kader sedikit tapi bisa kita urus”. <br />Ikrar pelantikan-pun dibacakan usai Sholat Maghrib yang dihadiri oleh KPC Purwokerto yakni Robin, Tamrin, Erwin dan Tino. Kemudian langsung dilanjutkan dengan ceremony penutupan Batra. Acara yang ditutup oleh ketua umum HMI Cabang Purwokerto pada pukul 18.30 WIB ini memberikan kesan tersendiri bagi para peserta Batra. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Evan salah seorang peserta yang memberikan sambutan sebagai perwakilan peerta. Pasalnya, “acara ini banyak memberikan pelajaran berharga terutama dalam hal kedisiplinan dan kepedulian sosial.” (Setiyarji-Tino)LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-61515014062296792722010-12-07T23:47:00.000-08:002010-12-08T06:45:44.367-08:00Tamasya Hati dan Upgrade Etos Perjuangan Bareng HMI(PURWOKERTO-LAPMI PWT). Selasa, 07 Desember 2010, Pukul 11.05 WIB. Sebanyak 18 kader HMI MPO Cabang Purwokerto yang terdiri dari ikhwan-akhwat menuju pantai Widara Payung-Cilacap. “Bukan semata-mata untuk berlibur melepas penat tetapi ini merupakan salah satu upaya untuk tamasya (merefleksikan) hati dan juga menumbuhkan rasa solidaritas antarkader baru dengan pengurus cabang serta komisariat”, menurut Erwin sang ketua umum. Agenda HMI yang bertepatan dengan peringatan tahun baru Hijriyah ini diadakan di tempat alam bebas, agar kader-kader HMI diharapkan dapat mensyukuri kebesaran Allah SWT dengan menikmati keindahan alam-Nya.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4fun9TkJdc6s07-kwanZJwDD5utF4MwsjncE9m9E2ovLHiZUiZDaF0rTDVlA147MZQcS6ZyKCcHAQg-KfnjoUE25FZ1v_y-sSzvP9dDGMBHe13-hidCWQhdU7-NExCbwPVtt22B2nLbMF/s1600/DSC03392.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4fun9TkJdc6s07-kwanZJwDD5utF4MwsjncE9m9E2ovLHiZUiZDaF0rTDVlA147MZQcS6ZyKCcHAQg-KfnjoUE25FZ1v_y-sSzvP9dDGMBHe13-hidCWQhdU7-NExCbwPVtt22B2nLbMF/s320/DSC03392.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5548321763892708418" /></a><br /><br />Meski terik siang terus menyengat tetapi dengan penuh semangat semua kader HMI menuju lokasi dengan mengendarai kendaraan bermotor. Kurang lebih 2 jam menikmati keindahan alam di bibir pantai widara payung, tepat pukul 15.02 WIB pengurus cabang menawarkan untuk pulang.<br /><br /><br />Sepulangnya dari pantai widara payung, KPC mengajak kader baru untuk membentuk sebuah forum diskusi di rumah kader akhwat, Ita Puspitasari yang di kepengurusan cabang periode ini menjabat sebagai bendahara umum. Letak rumah yang tidak jauh dari pantai, hanya membutuhkan beberapa menit untuk sampai di rumah tempat diskusi HMI kali ini. Menurut Tino salah satu anggota KPC HMI Cabang Purwokerto, “forum diskusi ini merupakan forum follow Up kader LK I yang baru saja dilantik beberapa waktu lalu”. Tak heran jika tema diskusi kali ini pun masih belum jauh-jauh dari materi LK I yaitu “Etos Perjuangan”, namun yang berbeda dari forum Follow Up kali ini adalah KPC menghadirkan pemateri Nur Abdul Azis dari KPC HMI Cabang Wonosobo yang saat ini sekaligus menjabat sebagai ketua umum HMI Cabang Wonosobo. Pemateri menjelaskan materi “Etos Perjuangan” dengan santai, dan seperti biasa dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam pemaparannya pemateri menyampaikan banyak hal diantaranya, “manusia hidup di dunia ini harus mempunyai motivasi, begitupun juga saat kita memutuskan untuk ber-HMI”.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpGuN7F0sogtiM4xBoljcvcItnuFXqQzNe27LbgQnJFEs67tNZJivEoCJzEK_cacaMC8e-1apLXDGtMcIySHu1J6xrGnTyalwcctvdEgyFcjqw2ymU8GIzxgo9-S1hVhQx-IXaqPcv8Egb/s1600/DSC03568.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpGuN7F0sogtiM4xBoljcvcItnuFXqQzNe27LbgQnJFEs67tNZJivEoCJzEK_cacaMC8e-1apLXDGtMcIySHu1J6xrGnTyalwcctvdEgyFcjqw2ymU8GIzxgo9-S1hVhQx-IXaqPcv8Egb/s320/DSC03568.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5548322447553159666" /></a><br /><br /><br />Dengan di moderatori oleh Tino, forum Follow Up berlangsung selama 2 jam sampai menjelang adzan maghrib tiba. Forum Follow Up ini ditutup tepat pada pukul 18.08 WIB yang kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan sholat maghrib berjamaah. (Tino)LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-25184497598080648222010-11-28T06:16:00.000-08:002010-11-28T06:27:52.342-08:00Basic Training dan Harapan Keumatan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9S8ttJIajLdo6iIYjsr0ofHoXEIH78yN3uAyJcMZP_s1Osl7Xot5T3MOmxTAXKkIKXpXx5Q73d1uTipVlndjELoxcSUcgT0Zc8xqA7vScjsHAyim27hMoMNPnD8QUHiK-HdDf1x2lFWBP/s1600/Photo-0004.jpg"><img style="text-align: justify;float: left; margin-top: 0px; margin-right: 10px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px; " src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9S8ttJIajLdo6iIYjsr0ofHoXEIH78yN3uAyJcMZP_s1Osl7Xot5T3MOmxTAXKkIKXpXx5Q73d1uTipVlndjELoxcSUcgT0Zc8xqA7vScjsHAyim27hMoMNPnD8QUHiK-HdDf1x2lFWBP/s320/Photo-0004.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5544605364144688146" /></a><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Purwokerto-LAPMI. Bertempat di balai benih ikan Desa Singasari, Kecamatan Karanglewas, HMI MPO Cabang Purwokerto kembali mengadakan latihan kader I (LK I). Pada LK I kesempatan kali ini tema yang diangkat adalah “Implementasi nilai-nilai keislaman untuk mewujudkan kepedulian sosial”. Munculnya tema tersebut berawal dari keprihatinan HMI melihat beberapa rangkaian musibah bencana yang melanda tanah air dan keprihatinan HMI melihat kondisi nilai-nilai keislaman di Indonesia yang semakin luntur tergerus oleh hedonisme dan budaya pop.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebanyak 16 orang, kader baru HMI yang berhasil dilantik pada LK I yang diadakan pada hari Sabtu-Minggu, tanggal 27-28 Nopember 2010 ini. Menurut Erwhin selaku ketua cabang, “LK I kali ini memang sengaja dikemas berbeda dengan LK I yang sebelum-sebelumnya. Pelaksanaan LK I selama 2 hari ini sengaja disesuaikan dengan kondisi zaman atau khususnya kondisi mahasiswa saat ini”. 16 orang kader tersebut terdiri dari 13 kader ikhwan dan 3 kader akhwat, yang masing-masing berasal dari jurusan berbeda. Kader ikhwan diantaranya adalah: 3 mahasiswa jurusan pertanian, 1 mahasiswa peternakan, 8 mahasiswa ilmu politik dan 1 mahasiswa jurusan D3 Sastra Inggris. Kader akhwat diantaranya adalah : 1 mahasiswi jurusan ilmu komunikasi, 1 mahasiswi jurusan ilmu politik dan 1 mahasiswi jurusan Bisnis Internasional.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Basic Training/LK I kali ini semua peserta berasal dari satu Universitas negeri yang ada di Purwokerto yaitu Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED). Dengan dipandu oleh Achmad Saptono dan Imam Susrohbiyanto, forum LK I HMI Cabang Purwokerto di kemas dalam format diskusi santai namun interaktif. Ditambah lagi di hari kedua, penguatan materi “Keyakinan Muslim” materi “Kepemimpinan” dan “teknik orasi” dikemas oleh panitia dengan metode Outbond dan game-game menarik di alam bebas. Pasalnya menurut Syahid ketua panita pelaksana LK I HMI MPO Cabang Purwokerto, “LK I kali ini adalah awalan bagi HMI MPO Cabang Purwokerto untuk kembali bangkit berjuang demi kemaslahatan umat, khususnya demi membela proletar-proletar yang semakin terpinggirkan oleh neoliberalisme”. Bambang Wibiono sang sekertaris umum HMI MPO Cabang Purwokerto menambahkan, “dalam waktu dekat kami juga akan kembali mengadakan LK I dan segera mengirimkan kader-kader pasca LK I HMI MPO Cabang Purwokerto untuk mengikuti LK II (Intermediate Training).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di akhir acara, setelah sesi pelantikan kader baru oleh Korps Pengader Cabang (KPC) kemudian dilanjutkan dengan sesi penutupan acara LK I tepat pada pukul 17.07 WIB. Jaya mahasiswa jurusan Ilmu Politik, salah satu peserta LK I yang sekaligus menjadi pemberi sambutan perwakilan dari peserta, dengan gaya pidato kenegaraannya menyampaikan kesan dan pesannya, “Senang sekali rasanya di LK I HMI ini saya menemukan keluarga baru, saya harap ke depan HMI MPO Cabang Purwokerto mampu menjadi harapan bagi masyarakat Indonesia dan semoga HMI MPO Cabang Purwokerto akan selalu jaya”. (Tino)</div>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-82373020581630083142010-11-15T01:33:00.000-08:002010-11-15T01:41:57.156-08:00Catatan Seorang Mantan Relawan*<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfqViQB9U_vDDNmLoYgvYn5bSaJRNVA5bzYPYWvTFVZMD0eTg60sCk6d4US6oEnMXldlvm7bIgsMC2Uf3WkTi6M0Jjd5Aq2NhWh8xJMqiXXYDvCh4IDhH6aL4l-xKcrp0nof1FgZVEroQ9/s1600/76953_128634480528266_100001451441463_178830_3562016_n.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 320px; height: 192px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfqViQB9U_vDDNmLoYgvYn5bSaJRNVA5bzYPYWvTFVZMD0eTg60sCk6d4US6oEnMXldlvm7bIgsMC2Uf3WkTi6M0Jjd5Aq2NhWh8xJMqiXXYDvCh4IDhH6aL4l-xKcrp0nof1FgZVEroQ9/s320/76953_128634480528266_100001451441463_178830_3562016_n.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5539708289290051154" border="0" /></a><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <o:officedocumentsettings> <o:allowpng/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>IN</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:enableopentypekerning/> <w:dontflipmirrorindents/> <w:overridetablestylehps/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:11.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} </style> <![endif]--><b style="">Hari pertama Selasa 9 november 2010</b> <p style="text-align: justify;">Skitar pukul 13.00WIB tiga pria berkantung bolong dan satu wanita ganjen berangkat dari Purwokerto menuju Jogjakarta untuk melaksanakan misi baik, menjadi relawan. Walaupun merka berempat harus membolos kuliah, selama di perjalanan abu-abu vulkanik sudah banyak terlihat mulai dari kota Purworejo hingga Kota Sleman. skitar pukul 18.00 WIB, tiga pria brekantung bolong dan satu wanita ganjen sampai lah di Kota Jogjakarata walau pun harus disambut dengan hujan deras. Skitar pukul 19.00 WIB kami sampai dikostan Mas Aji, salah satu petinggi PB HMI MPO walaupun harus kliling Kota Jogja karna susah mencarinya. Sesampainya di sana, tiga pria berkantung bolong dan satu wanita ganjen disambut dengan sangat baik, mulai dari makan yang enak, diperbolehkan online 24 jam full, dan mendapat tempat tidur yang nyaman, walaupun harus seranjang bertiga. Sedangkan untuk wanita ganjen tidur dikamar sendiri.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;"><b style="">Hari kedua Rabu 10 November 2010</b></p> <p style="text-align: justify;">Pada pagi hari setelah bangun tidur, wanita ganjen dan salah satu dari pria berkantung bolong langsung memegang laptop yang tesedia untuk menulis status-status yang tidak berbobot. Setelah semua mandi, tiga pria berkantung bolong dan satu wanita ganjen diajak sarapan pagi oleh Mas Aji dan Faza, lagi-lagi mereka mendapat makanan yang enak dan gratis. Setelah sarapan, mereka semua berangkat ke posko untuk melakukan pendataan relawan. Posko yang kami tempati bertempat di Wodomertani Condongcatur Sleman Yogjakarta.</p> <p style="text-align: justify;">Setelah menunggu sekitar 3 jam, satu dari pria berkantong bolong membantu membawa barang untuk para pengungsi. Wanita ganjen pun ditempatkan ditempat yang berbeda untuk membantu para relawan. Sedangkan 2 pria berkantung bolong yang lain hanya bisa terdiam dan menunggu mendapatkan pekerjaan. </p> <p style="text-align: justify;">Setelah menunggu sekitar 2 jam dua pria yang berkantung bolong akhirnya mendapatkan pekerjaan juga. Pekerjaan kedua pria itu hanya mendata para pengungsi selebihnya digunakan untuk patroli di lokasi pengungsian serta dapur umum. Selesai dinas, mereka berpatroli lagi ke daerah kali urang untuk memantau situasi di TKP. Jalan Kaliurang, tepatnya 13 km dari puncak merapi ditutup oleh polisi. </p> <p style="text-align: justify;">Pada malam hari, tiga pria berkantung bolong dan satu wanita ganjen diajak dinner oleh Mas Aji, dan lagi-lagi mereka mendapat makan yang enak dan gratis. Seusai makan, salah satu pria berkantung bolong dan wanita ganjen kembali memegang laptop untuk online dan menulis status-status yang tidak jelas lagi.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;"><b style="">Hari ketiga Kamis 11 November 2010</b></p> <p style="text-align: justify;">Skitar pukul 05.00, mereka berempat bangun untuk salat subuh. Setelah salat, salah satu dari pria berkantung bolong dan wanita ganjen kembali memegang laptop untuk online dan menulis status-status yang gak jelas. Sedangkan dua pria berkantung bolong yang lain melanjutkan tidur kembali. </p> <p style="text-align: justify;">Sekitar pukul 07.30 mereka berempat mandi untuk siap-siap melanjutkan pekerjaan mereka. Pukul 09.00 mereka kembali berangkat ke posko melanjutkan tugas dinas sebagai relawan. Sebelum sampai ke posko, mereka berempat sarapan, dan kali ini dengan biaya sendiri. Mereka makan dengan alakadarnya saja, yang terpenting bisa makan untuk mengisi perut yang kosong.</p> <p style="text-align: justify;">Setelah perut terisi, mereka berempat langsung ke TKP. Kali ini, mereka berempat dibantu oleh mahasiswa dari UIN. <span style=""> </span>Ketiga pria berkantung bolong ditempatkan masing-masing ada yang didapur biasa dan ada yang didapur umum. Sementara itu wanita ganjen ditempatkan di dapur biasa. Pekerjaan salah satu dari pria bekantung bolong membantu ibu-ibu yang sedang membungkus makanan, dua orang yang lain ditempatkan didapur umum untuk membuat kompor kayu bakar dan membuat nasi. Sedangkan pekerjaan si wanita ganjen adalah mengiris sayuran, mengupas bawang, dan mengoreng ubi. </p> <p style="text-align: justify;">Akhirnya pekerjaan pun selesai. Mereka kumpul dengan ibu-ibu untuk mendengar cerita tentang merapi saat meletus, keadaan rumah merka yang tertutup abu, keadaan hewan peliharan mereka yang tertinggal, keluarga yang mengungsi karena rumah yang tertutup oleh abu vulkanik dan tidak diperbolehkan untuk kembali karna rumah mereka masih dibatas bahaya, cerita tentang tetangga mereka yang tidak mau diungsikan hinga meninggal satu keluarga, suka duka mereka dipengungsian (walau pun pada kenyataannya mereka hanya mendapat duka saja selama bencana itu terjadi). Tugas para relawan kan untuk menghibur para pengungsi, ada yang dengan membuat lelucon dengan badannya yang besar, ada yang main sulap untuk menghibur anak-anak dan ada yang membelikan bakso untuk ibu-ibu yang sudah memasak dari jam 2 pagi sampai jam 12 siang. Semua itu bertujuan untuk meringankan penderitaan mereka dan hanya untuk membuat mereka bisa tertawa kembali walaupun hati dan perasaan mereka berduka.</p> <p style="text-align: justify;">Sesi bercerita <span style=""> </span>dan menghibur pun usai dan mereka kembali melanjutkan pekerjaan dengan membuat tong besar sebagai penampung air bersih. Setelah semua pekerjaan selesai, semua relawan kembali ke tempat masing-masing. Lagi-lagi salah satu dari pria berkantung bolong dan wanita ganjen kembali memegang laptop dan <i style="">online</i> kembali. </p> <p style="text-align: justify;">Pada malam hari kami dipertemukan dengan salah satu petinggi PB HMI MPO sambil bersantap malam dengan menu yang enak dan gratis!. Setelah kenyang, lagi, lagi, dan lagi, salah satu pria berkantung bolong dan wanita ganjen kembali memegang laptop untuk kembali online bahkan salah satu dari pria berkantung bolong rela bergadang.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;"><b style="">Hari keempat, Jum'at 12 November 2010</b></p> <p style="text-align: justify;">Kondisi di pengungsian terlihat baik-baik saja. Keperluan yang dibutuhkan pun semua tersedia. Jumlah pengungsi yang terdata oleh kecamatan mencapai 7042 orang. Relawan yang ditempatkan di sana berasal dari HMI MPO Cabang Jogja dan mahasiswa KKN dari UIN serta dibantu oleh warga sekitar. Kendala yang ada selama ini di tempat pengungsian adalah masih kurangnya ketersediaan MCK seperti kamar mandi umum. </p> <p style="text-align: justify;">Kita kembali pada cerita tiga pria berkantong bolong dan satu wanita ganjen. Sekitar pukul 09.00 WIB, ketiga pria berkantong bolong bangun dari tidur panjang. Sedangkan si wanita ganjen sudah terbangun lebih dahulu, bahkan sudah asik berselancar di dunia maya untuk chating dengan kawan-kawannya (mungkin) dan menulis status yang tidak jelas. </p> <p style="text-align: justify;">Pada pukul 11.00 WIB, rombongan “musafir” berangkat untuk sarapan pagi dengan terlebih dahlu membersihkan diri. Kali ini agak sedikit bergaya memberanikan diri makan di rumah makan padang, walaupun kantong mereka sudah bolong. Setelah menyantap makan pagi tanpa sisa, mereka bergegas untuk membayar apa yang telah mereka makan. Ketika membayar, kening mereka sedikit berkerut dan tersirat raut muka penyesalan. Ternyata harga satu porsi makan cukup mahal. </p> <p style="text-align: justify;">"<i style="">gak lagi-lagi deh makan dirumah makan padang soalnya MAHAL. Harga untuk sekali makan dirumah makan padang padahal bisa buat dua kali makan di warteg</i>" ujar salah seorang dari mereka.</p> <p style="text-align: justify;">Pukul 12.00 siang ketiga pria berkantong bolong berangkat ke masjid untuk menunaikan ibadah solat Jum’at. Si wanita ganjen ditugaskan untuk membersihkan kediaman Mas Aji. </p> <p style="text-align: justify;">Pada pukul 14.00 WIB ketiga pria berkantong bolong dan si wanita ganjen berangkat ke tempat pengungsian. Sesampainya di sana, mereka langsung disambut dengan banyak pekerjaan karna terlambat. Pekerjaan yang harus dilakukan adalah mengangkut buah-buahan, memberikan makan pada para pengungsi, memarut kelapa, mengupas kulit kacang, mengupas telur dan membantu ibu-ibu masak didapur umum. Walaupun pekerjaan yang dilakukan terdengar dan terlihat lebih mudah dan lebh ringan dari pekerjaan mereka kemarin, ternyata mereka harus merelakan pakaian untuk berkotor-kotor ria. Kedua pria berkantung bolong harus merelakan tangan mereka yang halus mulus karena perawatan, hingga terluka karena terparut. Ternyata pekerjaan mengupas kacang dan telur juga memerlukan konsentrasi yang tinggi agar kacang dan telur tersebut tidak rusak. </p> <p style="text-align: justify;">Pada saat para relawan berkerja, para pengungsi diberikan kajian pembacaan al-Quran dan doa-doa oleh ustad. Setelah mengikuti pengajian, para pengungsi diberikan perlengkapan yang diperlukan oleh TNI. Baru sekitar pukul 17.00 WIB ketiga pria berkantong bolong dan si wanita ganjen dapat kembali ke habitat. Sesampainya di “habitat”, salah satu dari pria berkantong bolong dan si wanita ganjen lagi, lagi, lagi, lagi, dan lagi memegang laptop untuk <i style="">online</i>, <i style="">chating</i> dengan kawan-kawannya (mungkin) dan kembali menulis status di <i style="">facebook</i> yang tidak jelas kembali.</p> <p style="text-align: justify;">Pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB, dua dari pria berkantong bolong dan si wanita ganjen jalan-jalan ke Malioboro. Sesampainya di Malioboro, niat awal untuk berbelanja ria buat para kekasih tercinta yang ditinggalkan di Purwokerto terpaksa harus diurungkan karena toko-toko disana sudah tutup semua. Padahal kalau tidak ada bencana merapi, Malioboro masih ramai. Akhirnya mereka bertiga hanya jalan-jalan keliling Kota Jogja. Saat melintas jembatan sayidan, terlihat banyak orang berkerumun. Karena penasaran, akhirnya mereka bertiga menghampiri kerumunan itu. Ternyata warga sedang melihat pemandangan berupa aliran lahar dingin yang melewati sungai di bawah jembatan syaidan. Sungai dipenuhi oleh aliran air bercampur material berupa lumpur yang merupakan lahar dingin, serta bebatuan yang bersumber dari gunung merapi. Aliran deras sungai dipenuhi oleh lumpur vulkanik.</p> <p style="text-align: justify;">Sekitar pukul 23.00 WIB mereka pun kembali ke “kandang”. Sesampainya di tempat Mas Aji, salah satu pria berkatong bolong dan wanita ganjen lagi- lagi (dan gak tau lagi berapa banyak saya harus menulis kata "lagi") memegang laptop dan seperti biasa, <i style="">online, chating</i> dengan sahabat (mungkin) dan kembali lagi lagi dan lagi menulis status-status di FB yang sangat tidak jelas. Pukul 23.30 WIB kedatangan tamu dari kawan-kawan HMI MPO Cabang Semarang. Mereka bertugas menggantikan relawan HMI MPO Cabang Purwokerto yang harus pulang keesokan harinya.</p> <p style="text-align: justify;">Demikan cerita untuk hari ini berhubung penulis sudah mengantuk dan besok pagi harus membawa motor untuk pulang ke Purwokerto, harap ditunggu cerita untuk keesokan harinya, karena hari terakhir yang pasti lebih seru, lebih bermanfaat dan lebih kocak.....</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-90183582974781263902010-10-30T01:32:00.001-07:002010-10-30T01:46:22.022-07:00Cemilan ala Stay Tuned I :<p class="MsoNormal"><span style="mso-ignore:vglayout;position: absolute;z-index:-1;margin-left:492px;margin-top:2px;width:50px;height:72px"><br /><img width="50" height="72" src="file:///C:/Users/TINO/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg" shapes="_x0000_s1026" /></span><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="font-family:"Comic Sans MS""><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US" style="font-size:14.0pt">“Dibalik Bencana Yang Melanda Negriku”<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US">Oleh : Akmal*<o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><br /></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRudLfXYU8R0a2Twk7z39cSdOkgXDwJPRp65ZKxt8lkEdzvzExa3-M31VY6jeCYERQiEdZGPssuaW_TxR06ZEsSrh9Du8Du5hxeWL9P35q7nhlsji04HBjXYUn2H-7gPFZq3UcqB4QpjTV/s320/bencan9.jpg" style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 234px;" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5533755557632346722" /><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: 150%;mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none"><span lang="EN-US">Suatu kewajiban b</span><span lang="EN-US">agi semua umat untuk selalu menjaga alam-Nya. Rakhmatan lil’alamin adalah tanggung jawab bagi manusia saat berada di muka bumi. Demikian Allah SWT menegaskan dalam firmannya Q.S. Al-Baqarah, ayat 11 yang artinya <i style="mso-bidi-font-style:normal">: “<span style="color:black">Dan bila dikatakan kepada mereka: Jan</span></i></span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="color:black">ganlah kamu membuat kerusakan di muka <span style="mso-bidi-font-weight:bold">bumi</span>, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."</span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;mso-layout-grid-align: none;text-autospace:none"><span lang="EN-US">Catatan sejarah mebuktikan semakin banyak terjadi tragedi bencana di sana-sini, bahkan sampai ada yang beranggapan bahwa saat ini Allah SWT telah murka karena ulah manusia yang tidak mau peduli lagi akan alamnya. Bencana banjir, longsor, tsunami, gempa bumi, gunung meletus, kecelakaan kereta api, jatuhnya pesawat terbang, karamnya kapal laut dan berbagai macam tragedi lainnya yang memakan banyak korban jiwa adalah gambaran sudah demikian seringnya sang penguasa alam menegur kita </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: 150%;mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none"><span lang="EN-US">Masih di Q.S. Al-Baqarah, Allah SWT berfirman di dalam ayat 117 bahwa : <i style="mso-bidi-font-style:normal">“<span style="color:black">Allah Pencipta langit dan <span style="mso-bidi-font-weight:bold">bumi</span>, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah". Lalu jadilah ia.”</span></i><span style="color:black">. Manusia di hadapannya adalah hanya makhluk lemah yang tak berdaya, jika Allah berkehendak maka hari ini pun Allah bisa saja memerintahkan kepada malaikat Isrofil untuk meniupkan terompet sangkakala, maka hancur leburlah sudah Indonesiaku ini. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: 150%;mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none"><span lang="EN-US" style="color:black">Masih ada sedikit waktu untuk kita renungi bersama tentang kondisi alam ini, “dibalik bencana yang melanda negriku” ini sudahkah kita mau merawat alam? Sudahkah kita menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya? Jangan-jangan gempa bumi yang terjadi di sekitar kita adalah ulah kita yang selalu berbuat dzholim kepada sesama – termasuk berbuat dzholim kepada alamnya. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Mari kembali mengingat-Nya dan mensyukuri nikmat-Nya dengan selalu bermunasabah kepada-Nya.</i><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: 150%;mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none"><span lang="EN-US" style="color:black"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><br /></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="font-size:10.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="font-size:10.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="font-size:11.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="font-size:11.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span lang="EN-US">*Penulis adalah kader HMI (MPO) Komisariat FISIP, yang saat ini kuliah di jurusan Ilmu Politik sks 2010.<span style="mso-tab-count:1"> </span></span></p>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-54900771016417161822010-10-20T23:24:00.000-07:002010-10-20T23:26:19.102-07:00Pernyataan Sikap dan Tuntutan<div style="text-align: center;">Aliansi Rakyat Banyumas Bersatu (alat bambu)<br />HMI (MPO), BEM FISIP, FMN, GMNI, HMI Dipo, IMM, PMKRI, PMII, KAMMI, LMND IPM, SRMI, BEM Unsoed<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">20 oktober, tepat satu tahun pemerintahan rezim SBY-Boediono jilid 2 berkuasa. setelah satu tahun rezim ini memerintah, banyak sekali terjadi persoalan yang memicu gejolak sosial masyarakat Indonesia. Hal ini dapat terihat dari berbagai sektor mulai dari wilayah pendidikan, kesehatan, penegakan HAM, supermasi hukum, korupsi, lingkungan hidup, dll. yang belum terselesaikan sampai sekarang dan manfaatnya tidak dirasakan langsung oleh rakyat. Program-program yang ditawarkan SBY pun tidak dapt menjawab permasalahan tersebut. Salah satu penyebabnya adalah orientasi program pemerintah seama ini hanya bersifat sektoral, bukan holistik. Selain itu, pemerintah lebih mengutamakan proyek-proyek pembangunan belaka tanpa membangun peradaban publik yang layak.<br /><br />Bila kita mengacu pada data BPS tahun 2010, menunjukkan bahwa dari persebaran jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237,6 juta jiwa, angkatan kerja negara Indonesia berjumlah 116 juta. Dari jumlah tersebut, jumlah pengangguran sebesar 8,9 juta, sedangkan anka kemiskinan mencapai sekitar 32,74 juta jiwa. Lebih dari 53 juta orang bekerja sebagai buruh, dan 42,83 juta lainnya bekerja sebagai petani.<br /><br />Sementara, hutang luar negeri Indonesia tercatat sebesar 2500 trilyun rupiah, diantaranya dibuat selama 5 tahun pemerintahan SBY sebesar 300an trilyun. Belum lagi kerugian negara akibat illegal logging 83 milyar/hari atau 30,3 trilyun/tahun. Semakin merebaknya kerusakan ekologis dan alih fungsi lahan dari program develpmentalisme, hampir di seluruh penjuru bumi pertiwi mengakibatkan banyak terjadi bencana alam seperti: bajir, longsor, dl yg banyak menelan korban.<br /><br />Berangkat dari keadaan obyektif ini, kami dari ALATBAMBU menuntut SBY segera menyelesaikan permasalahan ini. Maka dari itu kami menuntut:<br />1. realisasikan angaran pendidikan 20%<br />2. berikan lapanga pekerjaan<br />3. akses kesehatan untuk seluruh rakyat<br />4. tegakkan hukum dan usut tuntas kasus pelanggaran HAM<br />5. menghentikan pemerintaan neolib<br />6. hentikan eksploitasi hutan dan alih fungsi hutan<br />7. berantas korupsi tanpa tebang ilih<br />8. bangun sumber ketahanan pangan nasional melaui keuatan otonomi daerah<br />9. hapus hutang luar negeri Indonesia<br />10. jaga integritas dan kedaulatan negara<br />11. nasionalisasi industri pertambangan.<br /><br />Apabila tuntutan ini tidak dapat direalisasikan, maka kami meminta dengan hormat kepada SBY agar berkenan untuk MUNDUR dari jabatannya.</div>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-10537435045097148342010-10-20T23:18:00.000-07:002010-10-20T23:22:10.156-07:00Aliansi Rakyat Banyumas Bersatu (ALAT BAMBU) Meminta SBY dengan Legowo untuk Mundur<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSl16jiudikMavTJY3Ak6TdUsd9wcfIghH6ouB36MzXtwQs2xA2G0cZFit7IpKGPpAZJW3zKU3mL5hBJJNT-S79EEeM11yPftiVGipvhFzfmhL9UF1Sjii0iMxCI-45W9BV2a2I1cDRxRP/s1600/123.jpg"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSl16jiudikMavTJY3Ak6TdUsd9wcfIghH6ouB36MzXtwQs2xA2G0cZFit7IpKGPpAZJW3zKU3mL5hBJJNT-S79EEeM11yPftiVGipvhFzfmhL9UF1Sjii0iMxCI-45W9BV2a2I1cDRxRP/s320/123.jpg" style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSl16jiudikMavTJY3Ak6TdUsd9wcfIghH6ouB36MzXtwQs2xA2G0cZFit7IpKGPpAZJW3zKU3mL5hBJJNT-S79EEeM11yPftiVGipvhFzfmhL9UF1Sjii0iMxCI-45W9BV2a2I1cDRxRP/s320/123.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5530380763841181890" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><br />LAPMI Purwokerto- ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Basnyumas Bersatu atau yang disingkat ALATBAMBU melakukan aksi unjuk rasa terkait evaluasi 1 tahun kinerja pemerintahan SBY-Boediono. Ratusan masa yang terdiri dari berbagai organisasi pelajar, kemasyarakatan, mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsoed dan STAIN, bergerak dari depan kampus pusat Universitas Jenderal Soedirman sekitar pukul 09.30wib menuju kantor RRI Purwokerto dan DPRD Banyumas.<br /><br />Demostrasi yang di kordinatori oleh Alex melakukan long march dan menuntut perbaikan kondisi bangsa dan negara yang saat ini dinilai semakin tak membawa angin perubahan ke arah yang lebih baik. Pemerintahan SBY yang telah dua periode memerintah dinilai malah semakin membawa kemunduran. Beberapa aspek yang menjadi sorotan dalam evaluasi kinerja SBY diantaranya adalah persoalan pendidikan, penegakan HAM, jaminan kesehatan, supremasi hukum, korupsi, lingkungan, hingga persoalan kedaulatan negara.<br /><br />Seperti yang disebutkan dalam press realesse bahwa dari angkatan kerja Indonesia yang mencapai 116 juta jiwa, sekitar 8,9 juta merupakan engangguran dan lebih dari 53 juta orang bekerja sebagai buruh dan 42,83 juta orang lainnya bekerja sebagai petani. Sementara itu persoalan hutang luar negeri Indonesia yang mencapai 2500 (dua ribu lima ratus) trilyun menjadi permasalahan penting yang perlu dipikirkan jalan keluarnya. sebab dari jumlah utang tersebut, sekitar 300an trilyun dibuat dalam masa pemerintahan SBY. Angka ini belum ditambah dengan kerugian negara akibat illegal logging yang mencapai 83 milyar/hari atau mencapai 30,3 trilyun/tahun. Dampak ekologi dari pembalakan liar dan juga ekspolitasi SDA oleh perusahaan asing telah mengakibatkan kerusakan ekosistem di Indonesia yang diangap sebagai salah satu paru-paru dunia.<br /><br />Berdasarkan beberapa persoalan yang disoroti itu, ALAT BAMBU menuntut pemerintah SBY-Boediono untuk memperbaiki keadaan dan apabila tuntutan itu tidak mampu direalisasikan, maka meminta dengan hormat kepada SBY-Boediono secara legowo untuk mundur dari jabatannya.<br /><br />Aksi masa ini mendapatkan pengawalan ketat dari pihak kepolisian sejak awal keberangkatan, bahkan ada beberapa orang dari polisi yang turut berjalan kaki mengawal jalannya aksi. Rombongan demonstran ini melakukan orasi di setiap perempatan, di depan kantor RRI purwokerto, dan depan gedung DPRD Kabupaten Banyumas. Di depan gedung dewan, para demonstran ditemui oleh anggota DPD. Sempat juga ada salah seorang tukang becak yang melakukan orasi untuk menagih janji SBY ketika kampanye Pilpres dahulu. Intinya ia tidak ingin sekedar janji, tetapi bukti nyata. (BMW)<br /><br /></div>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-16158220814725074862010-10-12T18:05:00.000-07:002010-10-12T18:34:14.805-07:00Aksi Si Jago Merah Mengguncang Purwokerto<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNNpsxTbVmOieOywZ_RSWNlJuBKmrpd81k33UHFApFlBUdQrx05wIpG0JeSLXj-DZ1t_WKa5p5QuvFtYr5TKgZKUkqCUHz8QTpcIRnJn5fq2WJvqTTsrKIr3ASvNF4Hx8sQ6JLd8RjOgf_/s1600/Image003.jpg"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNNpsxTbVmOieOywZ_RSWNlJuBKmrpd81k33UHFApFlBUdQrx05wIpG0JeSLXj-DZ1t_WKa5p5QuvFtYr5TKgZKUkqCUHz8QTpcIRnJn5fq2WJvqTTsrKIr3ASvNF4Hx8sQ6JLd8RjOgf_/s320/Image003.jpg" style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 240px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNNpsxTbVmOieOywZ_RSWNlJuBKmrpd81k33UHFApFlBUdQrx05wIpG0JeSLXj-DZ1t_WKa5p5QuvFtYr5TKgZKUkqCUHz8QTpcIRnJn5fq2WJvqTTsrKIr3ASvNF4Hx8sQ6JLd8RjOgf_/s320/Image003.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5527332199748271506" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">LAPMI-PWT- Purwokerto, di pagi hari yang sejuk tiba-tiba Purwokerto dihebohkan sebuah peristiwa kebakaran hebat. Kebakaran terjadi di sekitar jalan kampus, tepatnya di samping AlfaMart yang berada di pertigaan jalan Madrani, Kelurahan Grendeng.<br /></div><div style="text-align: justify;"><br />Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 05.00 wib (13/10/2010) ketika sebagian warga Kelurahan Grendeng dan sekitarnya tengah asyik menikmati dinginnya udara pagi. Seketika banyak orang yang berhamburan ke luar rumah dan berteriak tidak jelas. Terang saja, dari jarak 500 meter terlihat kepulan asap hitam pekat membumbung tingi di angkasa yang menandakan si jago merah tengah "mendemonstrasikan" aksinya melahap apa yang ada. Setidaknya ada tiga bangunan berikut isinya, sebuah mobil pick up, serta sebuah sepeda motor yang ludes dilahap si jago merah ini.<br /><br />Sebanyak empat mobil pemadam kebakaran diterjunkan untuk menjinakkan api. Kurang lebih 45 menit api baru bisa dipadamkan. Sebelumnya api sempat membesar kembali ketika hampir padam akibat kemacetan alat pemadam yang tiba-tiba tidak dapat menyemprotkan air.<br /><br />Hingga sejauh ini belum diketahui penyebab pasti kebakaran hebat yang terjadi di jalan kampus ini. Dugaan awal adalah a<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSDb8p6G89eFFR3aP5_Zqof6xbFSRDaHhh710HcgsVqXF3AgK3O0fPN0EZK6up5BpMkWfeBdxVLx1z8CdhJ8djmpziT-_PgLuXiElH9UplNdRKflfjKp5CyJ3D595NL6D8-ZmxiOgF5z3V/s1600/Image018.jpg"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSDb8p6G89eFFR3aP5_Zqof6xbFSRDaHhh710HcgsVqXF3AgK3O0fPN0EZK6up5BpMkWfeBdxVLx1z8CdhJ8djmpziT-_PgLuXiElH9UplNdRKflfjKp5CyJ3D595NL6D8-ZmxiOgF5z3V/s320/Image018.jpg" style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSDb8p6G89eFFR3aP5_Zqof6xbFSRDaHhh710HcgsVqXF3AgK3O0fPN0EZK6up5BpMkWfeBdxVLx1z8CdhJ8djmpziT-_PgLuXiElH9UplNdRKflfjKp5CyJ3D595NL6D8-ZmxiOgF5z3V/s320/Image018.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5527332204969912546" border="0" /></a>kibat kompor di salah satu warung. Insiden ini tidak menimbulkan korban jiwa, namun ditaksir kerugian mencapai ratusan juta karena toko bangunan yang berada di sebelahnya ikut terbakar beserta mobilnya.<br />(BMW)<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><div style="text-align: left;"><br /></div><br /><br /><br /><br /></div>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-41055743927520207152010-10-06T20:28:00.000-07:002010-10-06T20:33:16.396-07:00Kemiskinan Indonesia menurun, masa sih???<br\><br /><br\>Berdasarkan informasi terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dimuat oleh www.kompas.com menyatakan bahwa kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan. Berikut kutipan beritanya.<br /><br />Penduduk miskin di Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, tercatat 13,3 persen dari penduduk Indonesia. Jumlah ini sedikit menurun dibanding tahun 2009 yang angkanya mencapai 14,1 persen. Kemiskinan merupakan permasalahan multidisiplin, tidak hanya disebabkan faktor ekonomi, tetapi juga terkait masalah sosial, budaya, politik dan lain-lainnya.<br /><br />Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan rakyat RI HR Agung Laksono mengungkapkan itu pada peluncuran buku <em>Mereka yang Tak Terlihat; Kemiskinan dan Pemberdayaan di Indonesia</em>, yang ditulis Irfan Kortschak, Rabu (6/10) di Jakarta. Target MDGs untuk Indonesia pada tahun 2015 adalah berkurangnya jumlah penduduk miskin hingga separuhnya dari angka kemiskinan tahun 1990, yaitu sekitar 7,5 persen dari total jumlah penduduk, katanya.<br /><br />Agung menjelaskan, penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu prioritas Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II dan ditargetkan pada akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 jumlah penduduk miskin turun menjadi 8-10 persen.<br /><br />Banyak hal, lanjut Agung Laksono, yang mempengaruhi masyarakat menjadi miskin, misalnya belum terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin itu sendiri, seperti hak atas pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, tanah, sumberdaya alam, air bersih dan sanitasi, rasa aman, dan hak untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan publik dan proses pembangunan.<br /><br />Namun demikian, di luar itu semua ternyata di sekitar kita masih ada saudara-saudara kita yang belum seberutung kita di sini, seperti yang diceritakan dalam buku Mereka yang Tak Terlihat; Kemiskinan dan Pemberdayaan di Indonesia ini, tandasnya.<br /><br />Menurut Agung Laksono, mereka yang belum tersentuh program pembangunan selama ini diberdayakan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Peduli.<br /><br />Ketua Kelompok Kerja PNPM, Suyana R mengatakan, buku <em>Mereka yang Tak Terlihat; Kemiskinan dan Pemberdayaan di Indonesia</em> merupakan potret suatu kalangan yang belum tersentuh, belum mendapatkan pelayanan sebagaimana harusnya.<br /><br />Buku menceritakan mereka-mereka yang belum tersentuh pembangunan dan bagaimana keberanian mereka menghadapi hidup. Mereka tak mendapatkan pelayanan sedikit pun dalam program pembangunan nasional, katanya.<br /><br />Menurut Suyana, PNPM yang tidak dianggarkan pemerintah ini, diminati masyarakat kecil karena pirnsipnya mereka bisa mewujudkan impiannya. Ada kekuatan motivasi dan gotong royong. PNPM telah mengembangkan inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberi mereka kesempatan untuk secara aktif berpartisipasi dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi.<br /><br /><strong>Mereka berkisah</strong><br />Pada peluncuran buku semalam, orang-orang yang termajinalkan dan berkisah dalam buku tersebut, hadir menceritakan langsung pengalamannya. Ada orang dengan cacat fisik di Aceh. O rang dari sebuah desa dengan kelainan tunarungu yang dibawa sejak lahir di Bali yang sangat besar jumlahnya. Sampai orang yang mengidap HIV AIDS positif di Papua.<br /><br />Yudi, penderita HIV AIDS positif itu mengatakan, bahwa kondisi saat ini tidak membuatnya menderita, walau dijauhkan dari keluarga. Dalam pelayanan kesehatan, saya didiskriminasi, ketika istri saya yang negatif HIV AIDS, saat melahirkan tak ada yang mau melayani, takut tertular.<br /><br />Orang yang peduli dengan penderita HIV AIDS sedikit sekali, sehingga akhirnya saya bentuk komunitas penderita HIV AIDS positif bernama Kelompok Sorong Sehati, kata Yudi, yang positif HIV AIDS sejak 2003 .</br\></br\>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-28082762169815962102010-10-05T01:21:00.001-07:002010-10-05T01:23:55.902-07:00Undangan Silaturahmi Alumni HMI (MPO) Cabang Purwokerto<div style="text-align: justify;"><br /><br />Assalammu'alaikum, WR. WB<br /><br />Salam hangat dari kami Pengurus HMI Cabang Purwokerto.<br /><br />Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya, serta sang pemimpin umat yang telah berhasil menghantarkan kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.<br /><br />Sebagai insan ulil albab, sudah menjadi kewajiban bagi kita semua untuk saling menjaga tali silaturrahmi antarumat. Pada kesempatan kali ini, kami (pengurus HMI Cabang Purwokerto) ingin mengundang kanda/yunda alumni yang tergabung dalam keluarga besar HMI Cabang Purwokerto untuk hadir pada acara temu alumni yang akan dilaksanakan pada :<br /><br />Hari/Tanggal : Sabtu, 09 Oktober 2010<br />Pukul : 19.30 Wib s/d selesai<br />Tempat : Pendopo Kelurahan Sumampir-Purwokerto Utara<br />Acara : Silaturrahmi antaralumni keluarga besar HMI Cabang Purwokerto.<br />Tema : Silatturahmi Antaralumni sebagai Upaya Up Grading Ghiroh Perjuangan Ke HMI-an menuju masyarakat yang tamaddun.<br />Kontribusi : Rp. 50.000,00- (Lima Puluh Ribu Rupiah).<br /><br /><br />Hal yang paling berharga demi melanjutkan perjuangan keumatan bagi kami adalah terjaganya tali silaturrahmi antarkader, pengurus beserta alumni-alumni HMI. Semoga dengan adanya acara ini akan semakin memperkuat ukhuwah the power of moslem. Demikian undangan ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan banyak terimakasih.<br /><br />Wassalammu'alaikum, WR. WB<br /><br /><br />*Catatan : Untuk Kontribusi bisa langsung dikirim ke No.Rek.HMI Cabang Purwokerto : 85067807 a/n Bambang Wibiono BNI Cabang Purwokerto. (Mohon Konfirmasi setelah melakukan transaksi pengiriman). Atau bisa langsung menghubungi Ketua Cabang : Erwin Asrizal 081327739225. Syukron.<br /><br /></div>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-37283487079214095192010-10-04T06:25:00.000-07:002010-10-04T06:28:24.676-07:00HMI DAN BABAK PERJUANGAN BARU*<br\><br /></br\><div style="text-align: justify;"><br\><br\>HMI sejak kelahirannya tahun 1947 telah melewati beberapa dinamika zaman. Dari keterlibatannya dalam revolusi kemerdekaan dengan turut dalam pengusiran penjajah, terlibat aktif dalam perumusan identitas kebangsaan, korban konflik kepentingan politik menjelang kejatuhan Soekarno hingga menjadi korban represivitas rezim Orde Baru yang memaksakan asas tunggal Pancasila. Paska runtuhnya rezim otoriter Soeharto, HMI menghadapi zaman yang mengedepankan keterbukaan dan kompetisi, zaman yang menuntut setiap pihak yang bermain dan terlibat intens di dalamnya untuk memiliki karakter yang siap menghadapi tantangannya serta memiliki keunggulan kompetitif yang membuatnya bisa tetap eksis di tengah persaingan dengan pihak lain yang juga berusaha untuk eksis. Zaman ini bukan tanpa masalah, karena di zaman ini sangat kelihatan manusia sedemikian induvidualis-nya hingga hampir-hampir melupakan bahwa dirinya tidak hidup di ruang hampa yang juga perlu mempertimbangkan keberadaan orang lain sebagai faktor yang membantu eksistensinya.</br\></br\><br /><br\><br\></br\></br\><br /><br\><br\>Disamping itu, zaman ini juga ditandai dengan gerak laju masyarakat yang tergerus mainstream liberal. Dengan tentu saja materialisme sebagai kerangka paradigmatik-nya. Dampak yang paling nyata dari itu semua adalah semakin sulitnya memisahkan kebenaran dari kepentingan politik dan ekonomi yang tentu saja sudah berpaham liberal. Kebenaran yang dipaksakan tersebut akan menjadi penopang utama kekuasaan dan penguasaan modal oleh segelintir orang atas nama kebebasan. Hingga hasilnya adalah keadilan dan kemakmuran yang semakin jauh dari jangkauan masyarakat.</br\></br\><br /><br\><br\></br\></br\><br /><br\><br\>HMI tidak pernah takut untuk berkompetisi, tidak pula ragu dalam mendia- lektikakan gagasan. Kader HMI bukan manusia lembek yang akan mudah tergerus dan lekang oleh hingar-bingar pertarungan politik. Bukan pula pribadi pema- las yang akan tersingkir dalam perolehan ekonomi. Tetapi HMI akan menentang keras apabila kompetisi cenderung menghalalkan segala cara dan mengkooptasi dunia politik dan juga ekonomi, karena hanya menjerumuskan masyarakat pada bencana kemanusiaan maha dahsyat yaitu pembunuhan massal atas harapan.</br\></br\><br /><br\><br\></br\></br\><br /><br\><br\>Mengapa sikap ini harus diambil oleh HMI? Hal ini karena realitas tersebut sangat bertolak belakang dengan cita-cita peradaban Islam yang diusung sebagai gagasan normatif HMI, yaitu terwujudnya tatanan masyarakat adil dan makmur yang diridloi Allah SWT. Maka untuk menghadapi tantangan zamannya HMI dituntut tidak hanya diam dan memaklumi keadaan yang sedang terjadi atas nama realitas, lebih dari itu, HMI harus memutuskan bahwa sekarang adalah babak perjuangan baru. Untuk itu HMI harus merumuskan bentuk-bentuk perlawanan guna membalik keadaan menjadi berjalan sesuai gagasan normatif HMI.</br\></br\><br /><br\><br\></br\></br\><br /><br\><br\>Dalam konteks ini, ada dua tugas HMI yaitu, pertama, HMI harus mampu merumuskan paradigma gerak. Bangunan paradigmatik ini memuat dengan sangat jelas masyarakat apa yang dicita-citakan HMI. Bangunan paradigmatic tersebutlah yang akan memandu HMI dalam pencapaian cita-citanya. Bangunan ini di dalamnya terumuskan penjelasan tentang pandangan dunia (world view). HMI dan pedoman nilai sebagai guidance atau koridor gerak HMI.</br\></br\><br /><br\><br\></br\></br\><br /><br\><br\>Kedua, HMI butuh akan metodologi gerakan. Gerakan perjuangan ini harus menggunakan cara-cara yang tersistematisasikan agar lebih efektif tanpa harus kehilangan identitas HMI sebagai organisasi kader yang berbasis intelektual. Diperlukan kebijakan yang dapat mensinergikan semua potensi kader, memberi ruang berekspresi seluas-luasnya dengan tentu saja paradigma gerakan yang telah selesai sebagai code of conduct. Sehingga dari metodologi akan muncul sebuah kultur gerakan.</br\></br\><br /><br\><br\></br\></br\><br /><br\><br\>Perjalanan sejarah HMI sejak berdirinya dapat menjadi modal awal untuk memasuki babak baru perjuangannya. Keterlibatannya dalam revolusi kemerdekaan, peran-perannya dalam perumusan identitas kebangsaan, serta keteguhannya menghadapi represivitas politik dari rezim Orde Lama Soekarno maupun rezim Orde Baru Soeharto bisa ditransformasikan menjadi energi besar untuk melawan arus liberalisme.</br\></br\><br /><br\><br\></br\></br\><br /><br\><br\>Buku yang ada di hadapan rekan-rekan sekalian adalah tulisan yang didedikasikan seorang alumni HMI yang senantiasa tanpa lelah mendampingi perjalanan rekan-rekan aktivis HMI baik sebagai mentor maupun sebagai rival diskusi. Buku ini tidak ditulis atas pretensi romantis tetapi mengajak kita semua untuk berpikir paradigmatik, metodologis, dan apresiatif atas “kegelisahan” kader perorangan maupun HMI secara institusional. Lebih jauh buku ini dapat dijadikan pegangan untuk memberikan jawaban atas berbagai permasalahan yang dihadapi HMI terkait dengan babak perjuangan baru yang dihadapinya.</br\></br\><br /><br\><br\></br\></br\></div><br\><br\><br /><br />* Tulisan ini diambil dari kata pengantar dalam buku "HMI (MPO) dalam Transisi" karya Awalil Rizky</br\></br\>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-55861681631515527492010-10-04T05:54:00.004-07:002010-10-04T06:24:37.758-07:00MEMAHAMI ISLAM SEBAGAI SEBUAH GERAKAN IDEOLOGIS YANG MENCERAHKAN DAN MEMBEBASKAN<!--[if gte mso 9]><xml> <o:officedocumentsettings> <o:allowpng/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:enableopentypekerning/> <w:dontflipmirrorindents/> <w:overridetablestylehps/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Book Antiqua"; panose-1:2 4 6 2 5 3 5 3 3 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Garamond; panose-1:2 2 4 4 3 3 1 1 8 3; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Garamond-Italic; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:auto; mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0mm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p.MsoFootnoteText, li.MsoFootnoteText, div.MsoFootnoteText {mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-unhide:no; mso-style-link:"Footnote Text Char"; margin:0mm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} span.MsoFootnoteReference {mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-unhide:no; vertical-align:super;} span.FootnoteTextChar {mso-style-name:"Footnote Text Char"; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Footnote Text"; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} /* Page Definitions */ @page {mso-footnote-separator:url("file:///C:/Users/666COR~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") fs; mso-footnote-continuation-separator:url("file:///C:/Users/666COR~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") fcs; mso-endnote-separator:url("file:///C:/Users/666COR~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") es; mso-endnote-continuation-separator:url("file:///C:/Users/666COR~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") ecs;} @page WordSection1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.WordSection1 {page:WordSection1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0mm 5.4pt 0mm 5.4pt; mso-para-margin-top:0mm; mso-para-margin-right:0mm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0mm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><!--[if gte mso 9]><xml> <o:officedocumentsettings> <o:allowpng/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:enableopentypekerning/> <w:dontflipmirrorindents/> <w:overridetablestylehps/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Book Antiqua"; panose-1:2 4 6 2 5 3 5 3 3 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0mm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page WordSection1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.WordSection1 {page:WordSection1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0mm 5.4pt 0mm 5.4pt; mso-para-margin-top:0mm; mso-para-margin-right:0mm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0mm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";} </style> <![endif]--> </p><p style="text-align: left;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Judul <span style=""> </span><span style=""> </span>: Ideologi Kaum Intelektual, Suatu Wawasan Islam<o:p></o:p></span></p><p></p><div style="text-align: left;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"></p><p style="text-align: left;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Penulis <span style=""> </span>: Dr. Ali Syariati<o:p></o:p></span></p><p></p><div style="text-align: left;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"></p><p style="text-align: left;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Pengantar <span style=""> </span>: Dr. Jalaluddin Rakhmat<o:p></o:p></span></p><p></p><div style="text-align: left;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"></p><p style="text-align: left;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Penerbit <span style=""> </span>: Mizan, Bandung<o:p></o:p></span></p><p></p><div style="text-align: left;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"></p><p style="text-align: left;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Cetakan <span style=""> </span>: ke-5, Dzulhijjah1413/ Mei 1993<o:p></o:p></span></p><p></p><div style="text-align: left;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"></p><p style="text-align: left;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Tebal <span style=""> </span><span style=""> </span>: +185 halaman<o:p></o:p></span></p> <p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">MEMAHAMI ISLAM SEBAGAI SEBUAH GERAKAN IDEOLOGIS YANG MENCERAHKAN DAN MEMBEBASKAN<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Oleh: Eko Supriyadi1<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><i><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><i><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">“Kawan-kawan, mari kita tinggalkan Barat dan Eropa, mari kita hentikan sikap meniru-niru Barat. Mari kita tinggalkan Barat yang sok berbicara tentang kemanusiaan, tetapi di mana-mana kerjanya membinasakan manusia.”Ali Syari’ati, (1933-1977)<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">A. FATALISME PERADABAN<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Dewasa ini, kebudayaan-kebudayaan dan peradaban-peradaban manusia telah banyak mengalami mutasi dalam bentukan yang tidak lagi orisinil. Ia tengah dibaratkan (<i>westernized</i>) dan dicongkel dari akarnya sehingga nilai-nilai, kearifan, dan identitas aslinya terkoyak menjadi potongan-potongan kecil yang terkontaminasi dengan produk kebudayaan Barat. Barat telah berhasil mengkristalisasikan sentimensentimen, corak-corak rasial, pandangan serta pola pemikiran masyarakatnya ke dalam karakter kebudayaannya dan mencekokkannya kepada bangsa-bangsa lain.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Kebudayaan dan peradaban sepertinya diklaim menjadi eksklusif Barat. Dengan menganggap produk kebudayaan mereka lebih unggul dari bangsa-bangsa lain, Barat ingin menjadikan bangsa-bangsa lain sebagai konsumen bagi kebudayaan dan nilainilai<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">spiritual mereka. Kebudayaan dan peradaban Barat telah mengambil bentuk yang baru, dari kungkungan etnisitas menjadi <i>cluster </i>universal. Filsafat, seni, teknologi, dan semua anasir kebudayaan yang berhubungan dengan makhluk bernama manusia dikonstruksi sedemikian rupa sehingga—seolah-olah—hanya ada satu parameter tunggal yang menjadi kiblat seluruh peradaban bangsa-bangsa di dunia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Pada dataran yang lebih riil, perkembangan industri untuk menciptakan teknologi-teknologi baru membawa dampak bagi kaum Muslim. Barat sebagai kampiun teknologi memanfaatkan kemampuannya untuk menarik sumber-sumber alam, sumber uang, dan kekayaan negeri-negeri dunia ketiga yang banyak dihuni oleh kaum Muslim. Dengan teknologi pula Barat telah berhasil membentuk dirinya sebagai model dan mesin pencetak peradaban dunia. Pencitraan teknologi berikut<span style=""> </span>segala bentuk variasi produknya berkembang pesat di bawah iklim kapitalistik. Sehingga, negara dunia ketiga yang notabene kurang memiliki kemampuan memproduksi teknologi sendiri, di-<i>setting </i>sedemikian rupa agar menjadi konsumen setia produk Barat dengan harga yang mahal. Demi keuntungan sebesar-besarnya, Kapitalisme selalu membuat strategi untuk bisa memasarkan produknya dalam jumlah yang terus meningkat setiap tahunnya. Agar masyarakat dunia rela membeli habis barang-barang produk teknologi mereka, satu-satunya cara adalah dengan membentuk pola pikir masyarakat yang konsumtif. Melalui berbagai media iklan dan propaganda, mereka menyusupkan visualisasi atas produk-produk tersebut seolaholah merupakan kebutuhan yang bersifat primer dan wajib dimiliki. Kecenderungan untuk membeli dan menggunakan produk Barat yang sebelumnya bersifat tersier menjadi kebutuhan primer merupakan salah satu cara kapitalis Barat mengeruk sebesar-besar keuntungan dari negara dunia ketiga. Pencitraan tingginya status sosial, prestise, trend, dan predikat modern dinisbatkan kepada siapapun yang mampu membeli, menggunakan dan terus mengikuti model terbaru atas produk teknologi Barat. Cara yang demikian merupakan suatu tipuan yang membolak-balik logika masyarakat dunia agar menanggalkan idetitas-identitas aslinya kemudian berebut untuk menggunakan beragam bentuk produk kebudayaan Barat yang diklaim sebagai ikon-ikon kemajuan dan keberadaban. Jadilah negeri-negeri konsumen sebagaimana kerbau yang dicocok hidungnya oleh kekuatan kapitalistik Barat yang eksploitatif.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Homogenisasi kebudayaan dan peradaban inilah yang menjadi salah satu tantangan terbesar bagi umat Islam sebagai pengemban wahyu illahi. Negeri-negeri Muslim yang pada umumnya masih menjadi mayoritas tertindas (<i>the oppressed majority) </i>dalam keterpurukan ekonomi, politik, dan sosial, ditambah dengan rendahnya intelektualitas, mengimpor produk kebudayaan, teknologi, dan peradaban Barat ke dalam tanah air mereka sebagai usungan jargon globalisasi dan ikon modernisasi. Sudah tentu generasi muda menjadi obyek terbesar yang menghadapi pengaruh dari perbenturan kebudayaan ini. Mengapa bukan kalangan tua yang justru tengah memegang perannya sebagai organ-organ yang sedang menjalankan mesin Negara dan masyarakat? Sebab bagaimanapun, generasi tua sudah sulit mengalami pergeseran nilai-nilai yang sebelumnya terpatri dalam benak mereka. Generasi tua<span style=""> </span>akan segera mengakhiri tugas-tugasnya untuk digantikan, dan ia mesti mempersiapkan penerus yang lebih baik dari mereka; yaitu generasi muda. Generasi muda merupakan modal paling esensial bagi masyarakat untuk menciptakan suatu perubahan. Jika pikiran generasi muda perlahan-lahan digerus oleh konstruk <i>pseudo</i>kebudayaan dan <i>toxic </i>peradaban Barat yang materialistik dan hedonis, sulit sekali mengharapkan perubahan positif muncul dari generasi seperti mereka.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Dengan logika-logika tersebut di atas, masalah dunia Islam dewasa ini nyata tertumpu kepada satu titik, yaitu ketergantungan yang teramat besar terhadap Barat. Sebagian besar masyarakat Muslim telah mengalami keruntuhan dalam banyak sisi. Cara pandang, gaya hidup, selera, kecenderungan berfikir, pilihan hidup, semua menuju kubangan besar yang bernama “<i>hedonisme</i>” dan saudara kembarnya, “<i>materialisme</i>”. Dunia Muslim telah dikoyak-koyak oleh kekuatan Barat. Kekayaan alam dikeruk di balik jargon-jargon liberalisme ekonomi dan perdagangan bebas.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Moralitas dan nilai dilepaskan dari otentitas kediriannya oleh lidah-lidah hipokrit kebebasan, kemerdekaan, dan HAM. Slogan kebebasan digembar-gemborkan di balik kamuflase penghancuran dari dalam. Momok terorisme digencarkan untuk memperoleh legitimasi atas pembantaian dan pemusnahan kepada siapapun yang dituduh sebagai kutu-kutu peradaban. Ketakutan dan kecemasan dihembuskan untuk menggiring umat manusia berbondong-bondong berlindung di balik ketiak Barat. Atas nama perdamaian dan keamanan dunia, penjajahan dan perampasan kemerdekan justru dihalalkan terhadap negeri-negeri Muslim. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Bagaimanapun, tibalah saatnya dunia kini sedang mengalami satu pendulum yang meluncur ke arah Barat. Dunia sedang berada dalam cengekeraman Barat, dalam segala sisi kehidupan. Sulit ditemukan sebuah negara yang bersih dari pengaruh anasir-anasir Barat. Masyarakat dunia secara umum sedang menderita <i>westruckness </i>dan <i>westoxication</i>—meminjam istilah Ali Syari’ati—kebangkrutan moral ala Barat dan mabuk kepayang terhadap Barat<a style="" href="#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><i>.<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Kenyataan ini memang tengah berlangsung hingga saat ini. Namun ia tidak bisa terus-menerus demikian. Umat Islam memiliki modal dan kekuatan dasar untuk itu melakukan perubahan. Islam, selama ini telah terdistorsi menjadi sekedar agama ritual dan profan, ia telah kehilangan ruh ideologisnya secara terus-menerus hingga tinggal berbentuk mosaik reruntuhan peradaban.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">B. PEMAKNAAN IDEOLOGIS ATAS ISLAM<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Istilah ideologi berasal dari kata “idea” yang berarti pemikiran, daya khayal, konsep atau keyakinan. Kemudian “logos” berarti logika atau ilmu. Dengan demikian ideologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang keyakinan dan gagasan. Seorang ideolog adalah penganjur gagasan tertentu yang perlu ditaati oleh suatu kelompok, kelas sosial, bangsa atau ras tertentu. Meminjam ungkapan seorang penulis Perancis, ideologi sangat erat kaitannya dengan orang yang menggerakkan, cendekiawan atau intelektual dalam masyarakat. Karena itulah seorang cendekiawan dituntut untuk memiliki pengertian yang jelas mengenai ideologi yang dapat membantunya mengembangkan suatu pola pemikiran yang jelas. Mempunyai ideologi berarti mempunyai keyakinan kuat tentang bagaimana mengubah status quo yang sudah mentradisi dalam masyarakatnya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Ideologi berbeda dengan bentuk-bentuk pemikiran lain, seperti halnya ilmu pengetahuan dan filsafat. Ideologi menuntut agar kaum intelektual bersikap setia <i>(commited). </i>Ideologilah yang mampu merubah masyarakat, sementara ilmu dan fisafat tidak, karena sifat dan keharusan ideologi meliputi keyakinan tanggung jawab dan keterlibatan untuk komitmen. Sejarah mengatakan revolusi, pemberontakan, pengorbanan hanya dapat digerakkan oleh ideologi. Baik ilmu maupun filsafat tidak pernah dapat melahirkan revolusi dalam sejarah, walaupun keduanya selalu menunjukkan perbedaan-perbedaan dalam perjalanan waktu. Adalah ideology-ideologi yang senantiasa memberikan inspirasi, mengarahkan dan mengorganisir pemberontakan-pemberontakan menakjubkan yang membutuhkan pengorbanan-pengorbanan dalam sejarah manusia di berbagai belahan dunia. Hal ini karena ideologi pada hakekatnya mencakup keyakinan, tanggung jawab, keterlibatan dan komitmen.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Dalam bentuknya yang masih asli, pada dasarnya agama—dalam hal ini Islam—dapat dan harus difungsionalisasikan sebagai kekuatan revolusioner untuk membebaskan masyarakat di negeri manapun yang tertindas, baik secara cultural maupun politik. Lebih tegas lagi, Islam dalam bentuk murninya—yang belum terkontaminasi oleh nilai-nilai diluar dirinya—merupakan ideologi revolusioner ke arah pembebasan dari hegemoni politik, ekonomi, dan kultural yang bukan Islam. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Islam sebagai mahzab sosiologi ilmiah meyakini bahwa perubahan sosial (termasuk revolusi) dan perkembangan masyarakat tidak dapat didasarkan pada kebetulan, karena masyarakat merupakan organisme hidup, memiliki norma-norma kekal dan norma-norma yang tak tergugat dan dapat diperagakan secara ilmiah. Manusia memiliki kebebasan dan kehendak bebas, sehingga dengan campur tangannya dalam menjalankan norma masyarakat, setelah mempelajarinya dan menggunakannya, dia dapat berencana dan meletakkan dasar-dasar bagi masa depan yang lebih baik untuk individu maupun masyarakat. Islam sebagai sebuah ideologi, bukanlah spesialisasi ilmiah, melainkan perasaan yang dimiliki seorang berkenaan dengan mahzab pemikiran sebagai suatu sistem keyakinan dan bukan sebagai suatu kebudayaan. Hal ini berarti Islam perlu dipahami sebagai sebuah ide dan bukan sebagai sekumpulan ilmu. Islam perlu difahami sebagai suatu gerakan kemanusiaan, historis dan intelektual, bukan sebagai gudang informasi teknis dan ilmiah. Dengan demikian berarti Islam perlu dipandang sebagai ideologi dalam pikiran seorang intelektual, bukan sebagai ilmu-ilmu agama kuno dalam pikiran seorang ahli agama.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Namun demikian, proses pemihakan seorang Muslim terhadap ideologi Islam tidak bisa dipaksakan maupun dibayang-bayangi kekuatan di luar dirinya, melainkan harus terinternalisasi secara sukarela atas dasar kehendak bebasnya untuk memilih dan menentukan. Jika ideologi tidak lagi merupakan manifestasi kehendak merdeka seseorang, atau dipaksakan kehadirannya, maka ia telah kehilangan ruhnya dan berubah menjadi sekedar sebuah tradisi sosial bagian dari kebudayaan, ia telah kehilangan karakteristik aslinya. Sebagaimana diungkapkan oleh Syari’ati (1986):<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0mm 36pt 0.0001pt 42pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9.5pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Islam adalah agama yang dengan segera melahirkan gerakan, menciptakan kekuatan, menghadirkan kesadaran diri dan pencerahan, dan menguatkan kepekaan politik dan tanggung jawab sosial yang berkait dengan diri sendiri.… suatu kekuatan yang meningkatkan pemikiran dan mendorong kaum tertindas agar memberontak dan menghadirkan di medan perang spirit keimanan, harapan dan keberanian.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Terdapat perbedaan antara Islam dengan pemahaman umum tentang agama yang dikonsepsikan oleh Durkheim. Dalam bentuk yang tidak ideologis, agama seperti dikemukakan oleh Durkheim sebagai <i>“suatu kumpulan keyakinan warisan nenek<span style=""> </span>moyang dan perasan-perasaan pribadi; suatu peniru terhadap modus-modus, agama-agama, ritualritual, aturan-aturan, konvensi-konvensi dan praktek-praktek yang secara sosial telah mantap selama generasi demi generasi. Ia tidak harus merupakan manifestasi dari semangat dan ideal kemanusiaan yang sejati.” </i>Jika Islam dirubah bentuknya dari <i>“mahzab ideologi” </i>menjadi sekedar <i>“pengetahuan kultural” </i>dan sekumpulan pengetahuan agama sebagaimana yang dikonsepsikan Durkheim, ia akan kehilangan daya dan kekuatannya untuk melakukan gerakan, komitmen, dan tanggung jawab, serta kesadaran sosial sehingga ia tidak memberi kontribusi apapun kepada masyarakat.”.<a style="" href="#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Dalam konteks praksis, Agama Islam berbeda dengan agama-agama lain. Islam tidak bisa dikonvensionalkan menjadi ritualitas individu semata, melainkan ruh yang menggerakkan hati seorang Muslim untuk menempuh aksi-aksi progresif bagi kemaslahatan umat manusia baik individu maupun kolektif. Sebagai sebuah ideologi, agama Islam bertengger di atas keyakinan yang secara sadar dipilih untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan serta masalah-masalah yang mencuat dalam masyarakatnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Sebagai konsekuensi karakteristik universalitasnya, Islam senantiasa hadir dalam realitas masyarakat seperti apapun bentuknya dan dalam kondisi bagaimanapun. Dengan demikian, Islam menuntut upaya-upaya korektif dan konstruktif atas kondisi yang kontraproduktif terhadap kebangunan Islam itu sendiri. Karenanya Islam adalah agama yang membumi, mendekati sedekat mungkin segala realitas kontekstual yang sedang bergejolak dalam masyarakat, untuk selanjutnya menawarkan solusi atas permasalahan yang ada.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Wawasan keislaman seperti apapun, tanpa suatu pemahaman yang mendalam terhadap prinsip-prinsipnya—dari dataran konseptual hingga wilayah praksis—tidak akan mampu menjadi khasanah untuk menemukan kebijaksanaan Islam, paling jauh hanya mencetak seorang intelektual yang kebetulan Islam, bukan Islam intelektual. Seorang Islam dalam bentukan yang tidak <i>kaffah </i>semacam ini memandang Islamnya dari suatu jarak yang jauh dari kehidupan masyarakat tanpa terbebani sebuah tanggung jawab sosial.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Kesadaran yang perlu ditumbuhkan ialah, bahwa kaum Muslim menanggung beban tanggung jawab sosial, dan bahkan misi universal, untuk memerangi kejahatan dan berusaha merebut kemenangan demi umat manusia, kebebasan, keadilan, dan kebaikan. Islam mengajarkan bahwa di hadapan Allah manusia bukanlah makhluk yang rendah, karena ia adalah rekan Allah, teman-Nya, pendukung amanah-Nya dibumi. Manusia menikmati afinitasnya dengan Allah, menerima pelajaran dari-Nya, dan telah menyaksikan betapa semua malaikat Allah bersujud kepadanya. Manusia bidimensional yang memikul tanggung jawab demikian ini, membutuhkan agama yang tidak hanya berorientasi kepada dunia ini atau akherat semata, melainkan agama yang mengajarkan keseimbangan. Hanya dengan agama demikian (Islam) manusia mampu melaksanakan tanggung jawabnya yang besar.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Dalam kenyataannya, kebanyakan ilmuwan, penulis, arsitek, sastrawan, ahli kesehatan, dan semua kelompok yang ada dalam masyarakat bekerja berdasarkan ilmu pengetahuan yang netral. Netralitas berarti bebas nilai, tidak bermuatan ideologis tertentu. Inilah yang menyebabkan mereka hanya dipekerjakan untuk uang yang berarti tergantung pada pemilik modal. Slogan netralitas ilmiah telah didiktekan kepada para ilmuwan dunia ketiga. Sehingga para ilmuwan haruslah menjadi jiwa yang terbelah <i>(the split personality) </i>menjadi dua bagian atau lebih, di satu sisi ilmu dan keahlian, di sisi lain adalah keyakinan, yang menempati wilayah saling terasing satu sama lain. Mereka mesti menjejali kepalanya dengan pernyataan-pernyataan bahwa dia adalah ilmuwan yang obyektif dan netral, bekerja dalam dunai analisis yang menuntut semua dicari dan direkam secara obyektif, demi kemurnian ilmu dan menghindari distorsi ilmu. Maka jatuhlah diri mereka ke dalam ketidakbermaknaan atas karya-karya dan jerih payah yang mereka kerjakan, tanpa suatu misi tertentu, motivasi yang hakiki, serta harapan yang lebih besar untuk mereka dapatkan dari sekedar uang, privelese, dan penghargaan oleh manusia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Dewasa ini ilmu dipisahkan dari ideologi dalam jarak yang sangat jauh. Sebuah kekeliruan bagi ilmu untuk bersentuhan dengan ideologi. Ketersinggungan antara ilmu, profesi, dan ideologi bukan lagi masalah yang harus diperdebatkan, ia sudah dibereskan oleh modernisasi dan rasionalisasi pikiran manusia. Jika disadari, sebenarnya logika berfikir tersebut sama halnya mencabut ruh dari sangkar badannya. Dengan cara pandang demikian maka ilmuwan modern menjual dirinya kepada pemerintah, korporasi, kekuatan modal, demi mendapatkan upah yang tinggi untuk kemakmurannya. Mereka tidak lagi mempedulikan ketimpangan, ketidakadilan, status-quo, kebobrokan, dan peristiwa apapun yang muncul di tengahtengah masyarakatnya. Padahal disinilah tugas dan bidang garap ideologi. Ketika ideologi sudah dicampakkan dari kesatuan utuh paradigma berfikir masyarakat, maka nilai-nilai dasar yang memotivasi seluruh aktivitas mereka menjadi pragmatis.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Mereka akan kekurangan <i>sense of humanity, </i>kemanusiaan sudah tergadaikan oleh egoisme individualistik dan tujuan-tujuan jangka pendek. Dengan demikian sesungguhnya yang dibutuhkan Islam adalah ilmuwan-ilmuwan yang ideolog, bukan ilmuwan pragmatis. Ilmuwan yang bergerak dalam dua aras; antara idealita dan realita, antara individu dan sosial, antara vertikal dan horizontal, antara profesionalisme dan humanisme, antara misi kemanusiaan dan misi kenabian, antara kehidupan dunia dan setelahnya. Mereka itu adalah <i>ulil albab</i>, <i>rausyanfikr </i>yang menyimpan energi untuk menggerakkan peradaban.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">C. MENJADI <i>RAUSYANFIKR</i>!<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Rausyanfikr<a style="" href="#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> adalah, seorang pemikir tercerahkan yang mengikuti ideology yang dipilihnya secara sadar. Ideologi akan membimbingnya kepada pewujudan tujuan ideologi tersebut, ia akan memimpin gerakan progresif dalam sejarah dan menyadarkan ummat terhadap kenyataan kehidupan. Ia akan memprakarsai gerakan revolusioner untuk merombak stagnasi. Sebagaimana rasul-rasul selalu muncul untuk mengubah sejarah dan menciptakan sejarah baru. Memulai gerakan dan menciptakan revolusi sistemik. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Rausyanfikr </span></i><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">adalah model manusia yang diidealkan oleh Ali Syari'ati untuk memimpin masyarakat menuju revolusi. Menurut Eko (2004), Ia mengandung pengertian yang lebih detail sebagai:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0mm 36pt 0.0001pt 42pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9.5pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Orang yang sadar akan keadaan manusia <i>(human condition) </i>di masanya, serta <i>setting </i>kesejarahannya dan kemasyarakatannya…yang menerima rasa tanggung jawab sosial. Ia tidak harus berasal dari kalangan terpelajar maupun intelektual. Mereka adalah para pelopor dalam revolusi dan gerakan ilmiah. Dalam zaman modern maupun berkembang, <i>rausyanfikr </i>mampu menumbuhkan rasa tangung jawab dan kesadaran untuk memberi arahan intelektual dan sosial kepada massa/ rakyat. <i>Rausyanfikr </i>dicontohi oleh pendiri agamaagama besar (para Nabi), yaitu pemimpin yang mendorong terwujudnya pembenahanpembenahan stuktural yang mendasar di masa lampau. Mereka sering muncul dari kalangan rakyat jelata yang mempunyai kecakapan berkomunikasi dengan rakyat untuk menciptakan semboyan-semboyan baru, memproyeksikan pandangan baru, memulai gerakan baru, dan melahirkan energi baru ke dalam jantung kesadaran masyarakat. Gerakan mereka adalah gerakan revolusioner mendobrak, tetapi konstruktif. Dari masyarakat beku menjadi progresif, dan memiliki pandangan untuk menentukan nasibnya sendiri. Seperti halnya para nabi, <i>rausyanfikr </i>tidak termasuk golongan ilmuwan dan bukan bagian dari rakyat jelata yang tidak berkesadaran dan mandek. Mereka individu yang mempunyai kesadaran dan tanggung jawab untuk menghasilkan lompatan besar.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Manusia <i>rausyanfikr </i>memiliki karakteristik memahami situasi, merasakan desakan untuk memberi tujuan yang tepat dalam menyebarkan gaya hidup moralitas dan monastis, anti status quo, konsumenistik, hedonistik dan segala kebuntuan filosofis menuju masyarakat yang mampu memaknai hidup, konteks, dan realitas masyarakat. Seperti apa yang dikatakan Syariati (2001) sebenarnya mewakili aksi-aksi intelektualnya, bahwa orang tercerahkan akan memanfaatkan potensi yang ada untuk perubahan:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0mm 36pt 0.0001pt 42pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9.5pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Setelah jelas semua ini, tanggung jawab paling besar orang-orang yang tercerahkan adalah menentukan sebab-sebab yang sesungguhnya dari keterbelakangan masyarakatnya dan menemukan penyebab sebenarnya dari kemandekan dan kebobrokan rakyat dalam lingkungannya. Lebih-lebih ia harus mendidik masyarakatnya yang bodoh dan masih tertidur, mengenai alasan–alasan dasar bagi nasib sosio-historis yang tragis. Lalu, dengan berpijak pada sumber-sumber, tanggung jawab, kebutuhan-kebutuhan dan penderitaan masyarakatnya, ia dituntut menentukan pemecahan-pemecahan rasional yang memungkinkan pemanfaatan yang tepat atas sumber-sumber daya terpendam di dalam masyarakatnya dan diagnosis yang tepat pula atas penderitaan masyarakat itu, orang yang tercerahkan akan berusaha untuk menemukan hubungan sebab akibat sesungguhnya antara kesengsaraan, penyakit sosial, dan kelainan-kelainan serta berbagai faktor internal dan eksternal. Akhirnya, orang yang tercerahkan harus mengalihkan pemahaman diluar kelompok teman-temannya yang terbatas ini kepada masyarakat secara keseluruhan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><i><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Rausyanfikr </span></i><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">merupakan kunci bagi perubahan, oleh karenanya sulit diharapan terciptanya perubahan tanpa peranan mereka. Merekalah pembangun jalinan yang meninggalkan isolasi menara gading dan turun dalam masyarakat. Mereka adalah katalis yang meradikalisasi massa yang tidur panjang menuju gerakan melawan penindas. Hanya ketika dikatalisasi oleh <i>rausyanfikr </i>masyarakat dapat mencapai lompatan kreatif yang besar menuju peradaban baru. Pemikir tercerahkan adalah aktivis yang meyakini sungguh-sungguh dalam ideologi mereka dan menginginkan <i>syahid </i>demi perjuangan tersebut. Misi yang dilancarkan mereka adalah untuk memandu “massa yang tertidur dan bebal” dengan mengidentifikasi masalah riil berupa kemunduran masyarakat, dan Islam—agama keadilan—sebagai solusi rasional untuk menguliti masalah yang mencuat dalam masyarakat. Syari’ati (2001) bertutur:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0mm 30pt 0.0001pt 48pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Manusia ideal memiliki tiga aspek: kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Dengan perkataan lain: pengetahuan, akhlaq, dan seni. Menurut fithrahnya dia adalah khalifah Allah. Dia adalah kehendak yang komit dengan tiga macam dimensi: kesadaran, kemerdekaan, dan kreativitas.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Jika boleh divisualkan, Ali Syari’ati seolah berorasi kepada seluruh intelektual Muslim di manapun,” Wahai <i>ulil albab, rausyanfikr</i>, kalian jangan berhenti di atas menara gading. Turunlah ke bawah, ke kampung-kampung, ke kota-kota, ke pasarpasar, ke sekolah-sekolah, ke tempat dimana ada sekumpulan manusia. Jangan puas dengan ilmu yang telah kalian dapatkan. Sebab ilmu itu harus kalian abdikan ke tengah masyarakatmu. Tumbuhkan kesadaran dan semangat umat untuk merubah dunia dengan bimbingan ilmu. Jangan anjurkan mereka meniru-niru Barat atau menjiplak Timur. Sebab Barat dan Timur bukanlah kutub yang harus dipilih, keduanya sama-sama tumbuh dari jantung tradisi. Hidupkan Islam, sebab Islam bukan tradisi, bukan Barat, bukan pula Timur. Islam adalah wahyu. Pelajari keyakinan dasar dan proses yang membentuk kesadaran masyarakatmu, kemudian kebudayaan mereka, dan karakteristik mereka. Tugas kalian adalah merobohkan sistem masyarakat yang berdasar atas penindasan, ketidakadilan, dan kezaliman dengan membentuk umat yang terbangun atas dasar tauhid. Inilah tugas para rasul, kini kalian penerusnya!”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><i><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Wallahual’lam bishawwab.<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><b><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style=""><b><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style=""><b><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Referensi lanjut:<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Rahnema, Ali (ed), <i>Para Perintis Zaman Baru Islam, </i>Mizan, Bandung, 1995. “Kumpulan tulisan tentang riwayat beberapa tokoh Muslim perubah dunia dan pemberi kontribusi besar dalam dinamika kebangunan ummat Islam.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Ridwan, M. Deden, (ed), <i>Melawan Hegemoni Barat; Ali Syariati Dalam Sorotan Cendekiawan Indonesia</i>, Penerbit Lentera, Jakarta, 1999. “Kumpulan tulisan beberapa penulis Muslim Indonesia yang menyoroti sosok Ali Syari'ati dalam berbagai sudut pandang keagamaan, sosial, politik, dan kultural.” <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Supriyadi, Eko, <i>Sosialisme Islam; Pemikiran Ali Syariati, </i>Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Desember 2003. Analisis seputar karakteristik revolusioner Islam dalam pandangan Ali Syariati, kritik-kritiknya terhadap Marxisme, berikut analisis mengenai titik singgung dan titik seberang antara Islam dan Sosialisme-Marxisme.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Syari'ati, Ali, <i>Tugas Cendekiawan Muslim</i>, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001. “Pandangan Ali Syari'ati yang membahas tentang perspektif Islam dalam memandang manusia, pandangan dunia seorang Muslim tentang <i>tawhid </i>dan perannya dalam masyarakat, berikut analisis sosiologis masyarakat Islam.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">_________, <i>On Socioligy of Islam, </i>Mizan Press, Berkeley, 1979. “Pandangan Ali Syari'ati tentang perspektif sosiologis Islam dan konsepsinya tentang masyarakat dalam kacamata Islam.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">_________, Paradigma Kaum Tertindas, Sebuah Kajian Sosiologi Islam, </span></i><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Al-Huda, Jakarta, 2001. <i>“</i>Pandangan hidup <i>tawhid </i>, dialektika sejarah dalam perspektif Al- ur'an, serta analisis tentang karakteristik Nabi Muhammad sebagai utusan Tuhan.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">_________, Humanisme Antara Islam dan Mahzab Barat, </span></i><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Pustaka Hidayah, Bandung, 1996. <i>“</i>Pandangan Ali Syari'ati tentang konsep humanisme sekuler, kritik terhadap humanisme, eksistensialisme, modernisme, dan Marxisme, serta tarik menarik antara Marxisme dengan agama, khususnya Islam. Di sini Ali Syari’ati secara tegas menyatakan perbedaannya antara mahzab Islam dan mahzab Barat.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">_________, <i>Haji, </i>Penerbit Pustaka, Bandung, 1997. “Penjelasan naratif tentang pelaksanaan ibadah hajji dalam analisis mistis-filosofispolitis dalam setiap tahapan hajji.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">_________, Islam Mahzab Pemikiran dan Aksi, </span></i><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Mizan, Bandung, 1992. <i>“</i>Mahzab pemikiran ideologi Ali Syari'ati, sejarah dua mahzab Islam dan filsafat doa dalam pandangan Ali Syari'ati.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">_________, <i>Membangun Masa Depan Islam</i>, Mizan, Bandung, 1986. “Kumpulan teks ceramah Ali Syari'ati tentang langkah-langkah yang ditempuh umat Islam dalam upaya reinterpretasi Islam, dilengkapi dengan naskah rencana praktis <i>Husyainiyah Irsyad, </i>sebagai tungku yang menampung pemikiran-pemikiran revolusioner Ali Syari'ati.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">_________, <i>Panji Syahadah: Tafsir Baru Islam Sebuah Pandangan Sosiologis</i>, Shalahuddin Press, Yogyakarta, 1986.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">“Makna syahadah dalam tradisi Islam, karakterisik Islam sejati, dan gambaran wajah<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">Nabi Muhammad.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">_________, <i>Reflections of Humanity: Two Views of Civilization and the Plight of Man, </i>Free Islamic Literatures, Houston, 1980.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">“Pandangan Ali Syari'ati tentang humanisme dan nestapa manusia di tengah pusaran<o:p></o:p></span></p> <span style="font-size: 11pt; font-family: "Book Antiqua","serif";">peradaban dan ideologi dunia.”</span> <div style=""><!--[if !supportFootnotes]--><br /> <hr align="left" size="1" width="33%"> <!--[endif]--> <div style="" id="ftn1"> <p class="MsoNormal" style=""><a style="" href="#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond","serif";">Eko Supriyadi, </span><i><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond-Italic","serif";">Sosialisme Islam; Pemikiran Ali Syari’ati</span></i><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond","serif";">, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003. Halaman vii-ix.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><o:p> </o:p></p> </div> <div style="" id="ftn2"> <p class="MsoNormal" style=""><a style="" href="#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond","serif";">Ali Syari'ati, </span><i><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond-Italic","serif";">Islamology: The Basic Design for A School of Thought and Action</span></i><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond","serif";">, dalam<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond","serif";">http//www.shariati.com//about DR. shariati.html. 23 Maret 2003.</span><o:p></o:p></p> </div> <div style="" id="ftn3"> <p class="MsoNormal" style=""><a style="" href="#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <i><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond-Italic","serif";">Rausyanfikr </span></i><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond","serif";">adalah bahasa Persia yang artinya “Pemikir yang tercerahkan.” Dalam terjemahan Inggris<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond","serif";">terkadang disebut </span><i><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond-Italic","serif";">intelectual </span></i><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond","serif";">atau </span><i><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond-Italic","serif";">free thinkers</span></i><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond","serif";">. Rausyanfikr berbeda dengan ilmuwan. Seorang ilmuwan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond","serif";">menemukan kenyataan, seorang rausyanfikr menemukan kebenaran. Ilmuwan hanya menampilkan fakta<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond","serif";">sebagaiman adanya, Rausyanfikr memberikan penilaian seharusnya. Ilmuwan berbicara dengan bahasa universal,<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond","serif";">Rausahnfikr seperti para Nabi – berbicara dengan bahasa kaumnya. Ilmuwan bersikap netral dalam<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond","serif";">menjalankan pekerjaannya, Rausyanfikr harus melibatkan diri pada ideologi. Lihat Jalaluddin Rahmat, “Ali<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond","serif";">Syaria’ti ; panggilan untuk Ulil Albab” Pengantar dalam, Ali Shari’ati. </span><i><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond-Italic","serif";">Ideologi Kaum Intelektual, Suatu Wawasan<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoFootnoteText"><i><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond-Italic","serif";">Islam</span></i><span style="font-size: 10.5pt; font-family: "Garamond","serif";">, Syafiq Bashri dan Haidar Baqir (penrj), Mizan, Bandung, 1994, hal 14 – 15.</span><o:p></o:p></p> </div> </div>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-40783424098862594422010-07-26T21:43:00.000-07:002010-07-26T21:54:59.234-07:00Kasus Sisminbakum dan Krisis Kepemimpinan SBY<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNmXBxKzHV95CSnPa9mPM3I1PP6zW_Zg2_phcTiOwdq23iUi3_pqKwKmgx_yLZcBB2RuaYjg8N8W9s3w4FMHfyZsTfBgI6ykie5Guqh1b30zSoA00owNXGbFuCIioiXGdvoKw2JewKFge4/s1600/NOWO.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 127px; height: 139px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNmXBxKzHV95CSnPa9mPM3I1PP6zW_Zg2_phcTiOwdq23iUi3_pqKwKmgx_yLZcBB2RuaYjg8N8W9s3w4FMHfyZsTfBgI6ykie5Guqh1b30zSoA00owNXGbFuCIioiXGdvoKw2JewKFge4/s320/NOWO.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5498442512489062994" border="0" /></a><br />HMINEWS.COM – Perkembangan kasus Sisminbakum yang menyeret mantan Menkumham dan Mensesneg Yusril Ihza mahendra era Pressiden SBY makin menarik. Bukan hanya karena kegaduhan publik yang coba diciptakan oleh Yusril berkenaan dengan tudingan illegalitas terhadap Jaksa Agung Hendarman Supandji , tetapi yang lebih serius adalah pengungkapannya mengenai keterlibatan SBY dan inner circlenya dalam permasalahan ini.<br/><p style="text-align: justify;"><br/>Paling akhir adalah pengungkapan atas keterlibatan Sudi Silalahi dan SBY sendiri dalam upaya “menyingkirkan” Yusr IM dari Kabinet dan dakwaan keterlibatan dalam tindak pidana korupsi kasus Sisminbakum tersebut.<br/></p> <p style="text-align: justify;"><br/>Mengapa saya mengatakan serius? Sebab jika publik dapat dipengaruhi oleh Yusril IM melalui pengungkapan-pengungkapan latarbelakang politik dari masalah yang menimpanya, niscaya akan semakin menambah beban Pemerintah dan juga pribadi SBY dan lingkaran dalamnya yang, pada gilirannya, akan menganggu legitimasi politik yang semakin banyak dipertanyakan oleh lawan-lawan politik serta sebahagian publik di negeri ini.<br/></p> <p style="text-align: justify;"><br/>Yusril IM, yang notabene pernah menduduki posisi strategis dalam Kabinet SBY, sudah pasti memiliki banyak “kartu” dan “informasi dari dalam” yang dapat dipergunakan untuk tawar-menawar politik atau, jika tidak diakomodasi, membuat suasana tidak kondusif bagi elite kekuasaan yang ada.<br/></p> <p style="text-align: justify;"><br/>Contoh yang paling gres tentu adalah pengungkapannya mengenai bagaimana Yusril IM sejatinya telah diincar oleh SBY, Sudi, dan Hendarman untuk dijatuhkan bahkan ketika ia masih menjabat sebagai Mensesneg. Seperti yang kita baca dalam tautan posting ini, Yusril IM ingin mnampilkan dirinya sebagai pihak yang didzolimi kendati telah berjasa besar kepada SBY dan Pemerintahannya, termasuk menjadi Ketua panitia Konferensi Asia-Afrika pada 2005 yang dianggap sukses dan mampu mendongkrak citra Republik dan SBY di dunia internasional. Yusril IM terkesan ingin menampilkan sebuah gambaran yang sangat negatif mengenai kondisi pemerintahan dan Kabinet SBY dan, sebaliknya, menunjukkan bahwa dirinya menolak untuk terus bergabung di dalamnya dengan meminta mundur.<br/></p> <p style="text-align: justify;"><br/>Dalam penuturan Yusril IM, sangat transparan bagaimana ketiga pihak yang bekerjasama untuk menjatuhkan Yusril IM kemudian saling mengingkari bahwa ada upaya tersebut, namun Yusril IM bergeming dengan pendapatnya.<br/></p> <p style="text-align: justify;"><br/>Jika hal ini kemudian berkembang luas dalam wacana publik dan media juga memberikan coverage secara terus menerus dan meluas, bukan tidak mungkin pengungkapan Yusril IM ini akan bisa mengalahkan semua kasus yang sekarang sedang menjadi perhatian publik, termasuk heboh tentang rekening gendut oknum Polri, kasus tayangan porno Luna Maya, Cut Tari dan Ariel, dan kasus Susno, Gayus, dan juga Anggodo vs KPK. Sebab, perguliran dari kasus yang diungkapkan Yusril IM akan sangat eksplosif bagi posisi politik Pemerintah dan SBY yang saat ini justru sedang babak belur karena berbagai kegagalannya dalam mengelola pemerintahan dan memberikan solusi-solusi bagi masalah ekonomi dan kesejahteraan rakyat.<br/></p> <p style="text-align: justify;"><br/>Jika parpol pendukung pemerintahan SBY yang tergabung dalam SETGAB tidak memahami masalah ini, saya khawatir mereka akan semakin terpojok dan segera mendapati diri dalam pertikaian yang lebih parah. Apalagi kalau hal ini bergabung dengan issu reshuffle Kabinet, maka pertikaian intra koalisi akan menemukan momentumnya yang akan dapat membuat kinerja Kabinet benar-benar akan sangat terganggu.<br/></p> <p style="text-align: justify;"><br/>Hasil akhir dari semua ini tentu sudah dibayangkan oleh Yusril IM dan lawan politik SBY: kondisi politik yang kacau balau dan semakin melemahnya kemampuan Kabinet dan koalisi parpol untuk menjalankan fungsi mereka! Indonesia akan terancam menghadapi krisis kepemimpinan dan sistem politik yang tidak kalah parahnya dengan masa sebelum Soeharto jatuh. See MoredetikNews : Yusril Merasa Sudah Jadi Incaran Sejak Jadi Menteri SBY <a href="www.detiknews.com.">www.detiknews.com.</a> Yusril Ihza Mahendra kini kena jerat hukum terkait kasus dugaan korupsi Sisminbakum. Yusril merasa sudah jadi incaran sejak dirinya menjabat Mensesneg dalam KIB pimpinan Presiden SBY.<br/></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">diambil dari <a href="http://hminews.com/news/kasus-yusril-krisis-kepemimpinan-sby/">http://hminews.com</a><br /></p>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-11740303676351841332010-07-26T03:46:00.000-07:002010-07-26T07:25:44.519-07:00Cabang Wilayah Inbagteng Bentuk Forum Silaturahmi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGiNEyqVc0cD9f3sUAwONJGYqAFBcW8vB3_pydvjqQPo_N4g3QDT7w4PL0HKYKBXrFOVMzO1WjcFy0e_SMFFav9VWxwV1h3PPjJQEn3XjS6ELf9N5oS4lZUD3aLOkIzr1vdxGCS5W2oUTL/s1600/38120_145834795428146_129613230383636_412395_4334926_n.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGiNEyqVc0cD9f3sUAwONJGYqAFBcW8vB3_pydvjqQPo_N4g3QDT7w4PL0HKYKBXrFOVMzO1WjcFy0e_SMFFav9VWxwV1h3PPjJQEn3XjS6ELf9N5oS4lZUD3aLOkIzr1vdxGCS5W2oUTL/s320/38120_145834795428146_129613230383636_412395_4334926_n.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5498220966718139090" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;"><br />PURWOREJO-LAPMI Pwt</span>. Hari Mingu, tanggal 25 juli 2010 kemarin diselengarakan pertemuan antara cabang-cabang yang ada di wilayah indonesia bagian tengah. Ide dasar pertemuan ini adalah karena keprihatianan kondisi internal HMI dan sekaligus untuk menjalin silaturahmi antar cabang wilayah indonesia bagian tengah (inbagteng) yang beberapa cabang merupakan kepengurusan baru.<br /><br />Melaui kordinasi lewat sms dan via facebook, maka terselenggaralah petemuan itu yang bertempat di HMI Cabang Purworejo. Dipilih tempat purwrejo adalah karena pertimbangan letak geografis yang memungkinkan setiap cabang di wilayah inbagteng untuk hadir. Diskusi dimulai sekitar pukul 14.30 yang mengambil tempat di alun-alun Purworejo.<br /><br />Pimpinan cabang dan kader HMI Inbagteng yang tergabung dalam forum silatturahmi antarcabang inbagteng <span style="font-style: italic;">ndopok</span> (jawa : duduk santai) di bangku taman alun-alun Kota Purworejo (25/07). Bukan tema-tema nasional kebangsaan yang diobrolkan forum kali ini, tapi lebih ke kondisi internal HMI - khususnya HMI Indonesia bagian tengah.<br /><br />Forum yang di pimpin oleh Deni – ketua cabang purworejo sekaligus tuan rumah pertemuan kali ini dihadiri oleh 4 (empat) perwakilan cabang HMI di Inbagteng, yakni cabang Yogyakarta, Purworejo, Wonosobo dan Purwokerto. Walaupun hanya di hadiri 4 perwakilan cabang, diskusi itu tetap berlanjut. Personil yang hadir pada pertemuan silaturahmi antar cabang wilayah inbagteng itu adalah deni (Purworejo), Alfin, Silo (Wonosobo), Fadnan, Danang (Jogja), Erwin, Bambang, Tino, Diwan (Purwokerto).<br /><br />Awal dari adanya forum ini adalah karena kegelisahan beberapa kader HMI Inbagteng yang merasa semakin luntur kekeluargaannya. Padahal menurut Danang – Ketua Cabang Yogyakarta, “Dulu pada saat Azwar Muhammad menjadi Ketua Badko Inbagteng, HMI Inbagteng terkenal menjadi poros tengah bagi HMI”.<br /><br />Pembicaraan dimulai dengan keprihatinan kondisi beberapa cabang di wilayah inbagteng. Contoh kasus cabang Purworejo yang dalam keadaan sangat kritis karena kehabisan kader. Begitu juga dengan purwokerto, walaupun jauh lebih baik dari purworejo. Kondisi ini dimungkinkan karena kurang perhatiannya PB HMI terhadap cabang, khususnya wilayah inbagteng. Menurut Danang, kertua Cabang Jogja, ketika ada cabang yang sakit seperti purworejo, harusnya PB melalui Badko yang bertangung jawab penuh. Namun ini juga diduga imbas dari pertentangan antara badko inbagteng dengan PB ketika pleno 2 di Palu, katanya.<br /><br />Ketika pleno 2 di Palu, cabang-cabang di wilayah inbagteng, melalui badko menuntut respon PB HMI, khususnya mas Chozin karena diangap inkonstitusional dalam kepemimpinannya. Badko sempat melayangkan surat paa PB terkait masalah ini, dan mengancam akan membubarkan diri jika tidak direspon selama waktu yang ditentukan.<br /><br />Walaupun Badko inbagteng telah membubarkan diri, tapi menurut alfin dan erwin, komunikasi dan silaturahmi antar cabang di wilayah inbagteng harus tetap terjaga dan solid. "Empat cabang yang hadir ini harus menjadi pelopor membangun solidaritas inbagteng. Salah satu bentuknya adalah dengan forum komunikasi ini" kata Erwin, selaku ketua cabang Purwokerto. "kita perlu melakukan upaya terhadap kasus inkonstitusional, tapi yang lebih penting dan terdekat juga adalah menyelamatkan perkaderan HMI karena kita adalah keluarga", lanjutnya.<br /><br />Karena diangap pentingnya komunikasi antar cabang inbagteng, maka peserta yang hadir saat itu sepakat membentuk <span style="font-style: italic;">Forum SilaturaHMI Inbagteng</span> dengan ketua cabang wonosobo ditunjuk sebagai kordinator sekaligus tuan rumah untuk pertemuan berikutnya. Pertemuan lanjutan diagendakan pada mingu kedua bulan Ramadhan bertempat di cabang Wonosobo. Akhirnya diskusi dan silaturahmi diakhiri sekitar pukul 16.45, dan setelah sholat ashar, masing-masing membubarkan diri dan kembali ke cabang nya masing-masing. (wibiono/tino)<br /><br /><br /><br /></div>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-59014027388229750782010-07-22T09:07:00.000-07:002010-07-26T05:06:44.948-07:00Badko Jabagbar Akan Selenggarakan Senior Course (SC)Jakarta, pbhmiNET- Himpunan Mahasiswa Islam Badan Koordinasi Jawa Bagian Barat (HMI Badko Jabagbar) akhir-akhir ini semakin agresif dalam menyelenggarakan perkaderannya. Dala waktu dekat ini, tepatnya mulai tanggal 30 Juli s.d. 2 Agustus 2010 mereka akan menyelenggarakan Senior Course (SC) bagi paraa pengader HMI.<br /><br /><p style="text-align: justify;">Senior Course (kursus pengader) adalah training yang khusus diperuntukkan bagi calon pengader HMI. Berbeda dengan training seperti Latihan Kader (LK), SC lebih menekankan pada internalisasi visi perkaderan HMI serta pelatihan metode-metode pengelolaan training. Oleh karena itu, peserta yang diperbolehkan mengikuti SC harus terlebih dahulu menyelesaikan LK II dan berkomitmen untuk aktif dalam perkaderan di HMI.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Para lulusan SC nantinya akan aktif sebagai pengisi training-training HMI. Mereka juga akan masuk dalam suatu wadah bernama KP (Korps Pengader) dimana masing-masing cabang memiliki lembaga ini. Dalam tradisi HMI, KP adalah komunitas pengader HMI yang menjadi pengontrol perkaderan dan moralitas HMI.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Oleh karena itu, biasanya KP tidak sembarangan diisi oleh anggota HMI. Anggota KP telah melalui proses screening dalam SC dan mereka adalah kader-kader HMI yang sudah mendedikasikan dirinya untuk menjadi pengader.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Menurut Ketua Umum HMI Badko Jabagbar, A. Gofar Ismail, penyelenggaraan SC ini dimaksudkan untuk memperbanyak jumlah pengader HMI di wilayahnya. "Krisis jumlah pengader di HMI di wilayah Badko Jabagbar adalah hal yang mendasari kami menyelenggarakan acara ini", kata Gofar.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Meskipun acara ini diselenggarakan oleh HMI badko Jabagbar, akan tetapi kader HMI dari manapun bisa ikut menjadi peserta. Syaratnya sederhana, sudah lulus LK II dan lolos seleksi yang akan diadakan sehari sebelum acara.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> So, tunggu apa lagi? Bagi yang berminat, silahkan hubungi panitia di sekretariat HMI Badko Jabagbar, Jl. Bunga Jakarta, atau bisa kontak langsung dengan Ketua Badko Gofar di HP: 081585275147.<br /><br /><br /><a href="http://pbhmi.net/">http://pbhmi.net</a>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-60914542151460966512010-07-22T08:16:00.000-07:002010-07-22T09:11:30.550-07:00Penembakan Aktivis: Lagi-lagi Pelanggaran HAM<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVVA6XOnZZ74Qpgb_1hM2sWvMzb0yf5wi9lXT3BCCbT0qTH7hnxB2ZtVz9iggTvJEOXg2N1_uEKRFIKZop4GcMQc5uM1ECm4p1cj2LoxI3E01p21ugNQDmq82bNkddpQyEiIv5DGcOI2pH/s1600/Herman_LMND1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 280px; height: 211px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVVA6XOnZZ74Qpgb_1hM2sWvMzb0yf5wi9lXT3BCCbT0qTH7hnxB2ZtVz9iggTvJEOXg2N1_uEKRFIKZop4GcMQc5uM1ECm4p1cj2LoxI3E01p21ugNQDmq82bNkddpQyEiIv5DGcOI2pH/s320/Herman_LMND1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5496759614429482402" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">StayTuned</span>-Purwokerto-</span> Lagi-lagi kasus pelanggaran HAM terjadi di negeri ini. Ini dialami oleh para aktivis pembela HAM dan keadilan.. Belum lama terjadi kasus penganiayaan terhadap aktivis ICW , Tama Langkun yang diduga karena kasus yang sedang ditanganinya, yaitu kasus rekening gendut petinggi Polri.<br /><br />Baru kemarin, tanggal 19 Juli telah terjadi pembunuhan oleh oknum polisi kepada aktivis dari LMND (Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi) yang bernama Herman di Garut. Menurut beberapa sumber berita, Herman tewas karena ditembak oleh oknum polisi. Ini sesuai dengan pernyataan Hilman Afriandi selaku ketua umum LMND. Seperti yang dilangsir oleh <span style="font-style: italic;">TribunNews.com (</span>Kamis, 22/7<span style="font-style: italic;">), </span>menurutnya pembunuhan itu terjadi setelah ada aktivitas politik LMND pagi harinya di PT Chevron.<br /><br />Herman aktivis yang aktif dan turut serta mendorong dan memimpin aksi-aksi penolakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL), penolakan korupsi, serta memberi advokasi rakyat dan terlibat dalam koordinasi perjuangan ke PT Chevron. Karena aktivitasnya ini, akhirnya nasibnya berakhir di ujung mata peluru seorang oknum polisi yang seharusnya sebagai penegak HAM.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Aksi Solidaritas Purwokerto</span><br /><br />Malam ini (22/7/2010), bertempat di depan kampus Unsoed Purwokerto digelar aksi solidaritas terhadap kasus pelanggaran HAM yang menimpa para aktivis, termasuk Herman. Aksi ini diikuti oleh beberapa elemen gerakan di Purwokerto seperti LMND, HMI, PMKRI, SRMI. Aksi ini dilakukan dengan diskusi dan refleksi terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM pasca meletusnya gerakan reformasi 98. Dalam aksi, masa membawa keranda mayat sebagai simbol matinya Hak Asasi Manusia di Indonesia.<br /><br />Ternyata demokrasi yang saat ini bergulir masih kamuflase belaka. Seperti yang diungkapkan oleh Erwin Asrizal selaku Ketua HMI-MPO cabang Purwokerto dan beberapa orang dari ormas lain, bahwa kondisi saat ini seperti dikembalikan pada jaman orde baru dengan tindakan represifitas dari pihak pemerintah. Namun kondisi saat ini dianggap jauh lebih berbahaya, karena kepentingan pemilik modal sudah berani menggunakan cara-cara kekerasan ala orde baru.<br /><br />Dalam tuntutan aksi tersebut, mereka meminta:<br /><ol><li>Kapolri turun tangan langsung dalam pengusutan tuntas kasus tersebut.</li><li>Penyidikan kasus tersebut oleh pihak kepolisian Garut secara terbuka.</li><li>Bahwa senjata organik adalah tanggung jawab polisi, maka polisi harus bertanggung jawab.</li><li>Menuntut Mabes Polri untuk mengungkap motif dibalik penembakan aktivis tersebut.</li></ol><br />Aksi diakhiri dengan menyanyikan lagu darah juang secara khidmat. Walaupun aksi tidak terlalu banyak, namun itu cukup menarik perhatian banyak orang yang melintas jalan HR. Bunyamin. (BMW)<br /></div>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4388216447130337872.post-13467355994253027062010-07-17T10:56:00.000-07:002010-07-26T05:20:02.987-07:00MAPERCA<div style="text-align: justify;">Dimulai hari sabtu tanggal 17 Juli 2010, HMI Cab. Purwokerto mengadakan MAPERCA bagi calon kader HMI. Pada awalnya calon kader yang akan mengikuti berjumlah 4 orang, namun karena ada sesuatu hal, maka yang bisa mengikuti hanya 2 orang. Meski demikian, acara tetap dilaksanakan, dan semua peserta serta pengurus cabang menginap di sekre guna mengakrabkan antara calon kader dengan anggota HMI.<br /><br />Acara ini diisi dengan diskusi seputar materi keIslaman dan sharing tentang keHMI-an. Kebetulan acara ini dihadiri oleh salah seorang alumni Purwokerto bernama Kanda Nurwiyoso, dan pasca pengurus cabang yang kebetulan telah lulus kuliah, yaitu kanda Arfianto Purbolaksono dan Yashum Surya. Sempat hadir juga salah satu kader HMI PWT tahun 1998 bernama Yunda Maulida Himah atau yang sering dipanggil mba hikmah.<br /><br />Walaupun hanya ada 2 calon kader, namun optimisme dan semangat tetap ada di dalam benak kawan-kawan pengurus cabang dan juga calon kader itu sendiri. Ini terlihat dari antusiasme peserta dalam berpartisipasi dalam acara diskusi dan sharing hingga larut malam dan baru berakhir tepat pukul 12.00. Kedua peserta itu bernama Agus dan agung yang keduanya bersal dari jurusan ilmu komunikasi angkatan 2009.<br /><br />Dalam acara sharing tentang pengalaman ber-HMI dan sedikit penjelasan tentang HMI diselingi dengan canda tawa. Para alumni menceritakan suka duka dan kelucuan selama mereka berproses di HMI.<br /><br />Maperca ini dimaksudkan untuk mendekatkan dan mengeratkan silaturahmi dan kekeluargaan antara calon kader dengan kader yang sudah lebih dulu berproses. Ternyata harapan itu masih ada, walau harus digapai dengan susah payah..<br /><br />YAKUZA....<br /></div>LAPMI HMI-MPO PURWOKERTOhttp://www.blogger.com/profile/18322471669510413834noreply@blogger.com0