Rabu, 31 Maret 2010

Menuju Konferensi cabang ke-XXXIX (bag.2)

LAPMI HMI-MPO PURWOKERTO @ 02.00
Dalam membaca persoalan eksternal, terdapat permasalahan yang terjadi di dunia hingga sekitar kita. Arus globalisasi yang melanda dunia berimbas hingga pada ranah lokal. Nilai-nilai lokal yang sebenarnya dapat dijadikan modal sosial dalam era globalisasi ini, ternyata dikalahkan dengan arus budaya massa yang cenderung bersifat pragmatis, konsumtif, dan liberal. Dalam konteks kedaerahan di Banyumas misalnya, masyarakat Banyumas merasa malu menampilkan identitas ke-Banyumasan-nya sebagai "jawa yang lain". Nilai-nilai yang melekat di dalamnya baik itu sikap, norma, nilai, dan bahasa seakan memalukan jika digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut teori globalisasi yang dikemukakan oleh Arjun Appadurai, bahwa globalisasi selain menyebabkan dunia tanpa batas, tetapi di dalamnya terdapat pertentangan yang malah melahirkan lokalitas. Nasionalisme kebangsaan berubah menjadi nasionalisme yang bersifat kedaerahan. Hal ini ditunjukkan dengan penguatan basis budaya sebagai ciri khas daerahnya. Semangat dan nilai-nilai lokal harusnya dijadikan alat counter budaya global yang negatif dengan paham noeliberalisme yang melekatnya.

No Response to "Menuju Konferensi cabang ke-XXXIX (bag.2)"

HMI KU UNTUK
INDONESIA BARU