Rabu, 17 Juni 2009

LAPMI HMI-MPO PURWOKERTO @ 03.44
PB HMI : Penting Nggak Penting..,Penting Bangetzzz!!! (Siapa dan Bagaimana)
oleh; Shinta arDjahrie

Ibarat masa tenggang biz pemilu nieh... qta tentunya menunggu seperti apa sieh kepengurusan PB periode 2209-2011 besok??? Masalah mas chozin yang kepilih...itu udah keputusan palu sidang kongres...gak perlu digugat gugat lagi. Yang pasti Mas Chozin adalah ketua formatur saja, dan tentu bukan berarti semua beban PB HMI ada di pundak dia..Buset dah malang nian kalo nasibnya seperti itu, udah kawakan (kalo gk sopan dibilang tua), jomblo, kurus, kecil, he3..(piss mas!!! ^_^), masa disuruh nanggung beban itu semua???

Satu hal yang sempat saya ingat dari kata-kata sang beliau ketua PB kita adalah bahwa ketika mas Chozin maju yang terpenting adalah komitmen dari semua kader untuk membangun HMI ini lebih baek. Ibaratnya besok tuh yang akan muncul ya tetep generasi-generasi sekarang. Namanya juga orang tua...tugasnya adalah mengarahkan, menasehati, dan memfasilitasi, tul gak??? Satu hal yang bisa diambil hikmah dari terpilihnya mas chozin adalah... yang namanya orang tua biasanya nggak senafsu anak muda untuk urusan eksistensi. Buktinya...sampe sekarang mas chozin itu belum memberikan sepatah kata pun sambutan ataupun tanggapan semenjak dilantiknya beliau. Gak tw juga tuh upacara penutupan yang inkonstitusional tidak memberikan alokasi waktu untuk sambutan ketua formatur terpilih. Sepertinya itulah yang kemudian yang akan dibangun pada kepengurusan kedepan, mas Chozin akan diam dan kita yang bergerak.

Siapapun ketua umumnya, saya rasa sama aja ketika kita kemudian tidak mampu berbuat apa-apa. Kalo evaluasi dari yang kemaren tuh, hal-hal yang bisa menjadi permasalahan adalah : komunikasi . he3.. Sotoy banget ya??? Nggak juga sieh..permasalahan yang laen juga banyak. Komunikasi itu cakupannya luas, bukan sebatas interaksi keseharian melainkan juga bagaimana kemudian ide-ide kita bisa dikomunikasikan dengan baek kepada yang laen (belajar dari kasus Palembang). Saya pikir, HMI masih punya kekuatan di jutaan ide-idenya yang brilian.

Hemh...kalo diliat dari dukungan saat pemilihan formatur kemaren..Timur, Utara yang cukup banyak dan juga beberapa bagian barat, kalo mo itung2an imbalan politik, apa orang--orang dari sana yang akan masuk menduduki kursi PB??? Kalo denger2 ada deal2 kontrak politik..walaupun itu saya lihat sebatas isu penghias kongres, yang jadi pertanyaan ternyata posisi PB itu masih banyak juga yang memimpikannya. Nggak tw deh kenapa. Kalo saya yang dulu sempat aktiv di Pramuka, kyaknya lebih menggiurkan menjadi DKN (Dewan Kerja Nasional) deh daripada di PB.he3. Tapi yang pasti, kalo dihubungkan sama suara waktu kongres kemaren, PR berat buat mas choz dkk untuk membuat temen2 tengah yang notabene adalah GPA (Gerakan Pendukung Azwar) untuk bisa percaya bahwa kepengurusan Chozin yang mengusung tema : "HMI Berkarya dan Berprestasi" merupakan satu harapan baru yang lebih cerah untuk perjalanan HMI. So, buat qta percaya (halah...lebai deh!!!).

Apalagi kalo inget usia keanggotaan mas chozin yang lumayan udzur (aduh..dibahas lagi deh), kemungkinan besar tidak terlalu mengenal siapa aja sieh orang-orang di zaman sekarang..Nggak mungkin kan orang-orang zaman beliau yang kemudian dimasukkan ke PB lagi (nggak kebayang deh PB besok diiisi lagi sama mas Mudofir, mas Marta, mas Cahyo, dan teman-teman seangkatan mas chozin yang laen...Bukan jadi PB, tapi jadi ajang reuni. he3). Kita mungkin yakin bahwa maju-nya ma Chozin sudah penuh pertimbangan kedepannya mo gimana. Kalo program per semester sieh kyaknya udah ada. Tapi, kemudian siapa-siapa orang-orangnya??? Apakah teman-teman dari timur-utara akan berbondong-bondong ke Jakarta untuk memenuhi sekre PB? dulu sempet ada kabar-kabar orang-orang timur yang terlunta-lunta di ibukota. Pengalaman klasik yang kyak gini nieh yang jangan jadi tradisi.

Tapi, sebenarnya penting nggak sieh kalo semua jajaran PB itu harus orang yang domisili di ibukota??atau setidak-tidaknya dia mobile?? Hemh... sebenarnya kalo dipikir-pikir..di era kyak gini, kondisi geografis udah bukan jadi alesan untuk susah koordinasi. Harapannya juga besok udah nggak ada alesan2 teknis yang memalukan kayak "email eror", "hape nggak ada pulsa", yang menjadi penghambat koordinasi dan komunikasi baik antara internal PB maupun dengan cabang-cabang. PB itu kan kemudian bukan kyak cabang yang kalo rakor harus ngumpul di sekre semua. Pas LPJ kemaren sempet saya singgung optimalisasi potensi dari tiap komisi di PB (oya sekarang udah diganti lagi menjadi departemen jadi bentukya bukan komisi), bahwa sebenarnya tiap bidang itu dapat melakukan optimalisasi pemberdayaan kader berbasis keilmuan. Mungkin satu hal yang menjadi PR buat PB adalah "DATA". Yup, qta sangat lemah sekali di data, bahkan data tentang kader sendiri. Terbukti ketika kasus utusan kongres kemaren, di cabang juga nggak punya data, di badko sama, di PB lebih-lebih. Padahal pendataan itu kan berarti inventarisasi potensi kita, betul nggak??? Kalo emang memungkinkan pendataan biar lebih mudah juga bisa via internet, jadi kyak entry data di kampus. Saya rasa seterpencil apapun cabang HMI, pasti ada akses internet donk??? Apalagi sekarang kyaknya punya hape canggih-canggih semua deh. Kalo sebatas untuk akses info pemberitahuan entry data, itu nggak terlalu sulit kan?? Emang sieh nggak semudah itu juga, mungkin ntar mas chozin yang hobi travelling ke luar jawa, bisa lngsung turun untuk mendapatkan data yang ada di lapangan secara langsung, sebenarnya kader kita itu berapa sieh???punya potensi apa aja?? (jangan bilang kamu butuh intel, mas!!!he3). Apa benar kita punya lebih dari lima ratus kader?? Nah lo..jangan2 cuma klaim aja.

Dari data tersebut kemudian kita kan bisa punya sebaran potensi kader. Kita bisa liat tuh..kader mana sieh yang potensi-nya di politik, seni-budaya,olahraga, filsafat, teknologi, sains, atau mungkin ada yang potensinya facebook-an aja atau sekedar ngegosip!!he3.. Ada lho..jangan salah!! (yg ini off the record deh). Selama ini kyaknya cuma asumsi aja..ooh itu cabang-cabang barat potensinya di politik karena dekat dengan ibukota. Waduh..masa iya sieh???politik praktis dan pragmatis sieh mungkin iya...he3.

Nah, kyaknya yang mengenal potensi lebih detail itu cabang-cabang deh. Peran proaktif cabang untuk memahami potensi kader2 di cabangnya yang kemudian memberikan perwakilannya untuk membangun jaringan di tingkat pusat. Jadi di pusat itu lebih berperan untuk meneruskan potensi yang ada di kader-kader melalui jaringan yang dibangun di pusat. PB itu nggak usah cape2 bikin acara diskusi2 di cafe atau bikin syawalan (kalo ini kita taro aja di prokernya alumni...he3).

Selama ini di HMI mungkin yang terlihat adalah orang2 yang mahir politik atau wacana saja. Wah..padahal kader-kader kita itu potensinya banyak banget lho???kita punya kader yang atlit catur tingkat nasional, kita punya kader yang punya potensi di bidang seni budaya sampe di tingkat internasional, belum pada tahu kan selama ini??? Ya, karena selama ini HMI diarahkan kepada kecenderungan politik...lagi-lagi politik. Iya, kalo politiknya bener, klo cuma politik praktis. Mentok2nya jadi tim sukses. Waduh...!!! Padahal HMI itu bukan organisasi politik, segala potensi ada disana. Misalnya nieh...anak HMI banyak yang ahli sastra lho!! pernah aq ngliat kumpulan cerpen di komputer PB, atau puisi2..gila2 itu karya maestro abiz!!! Kita udah punya link ke penerbitan. Kita ada link ke komunitas-kmunitas seni budaya. Itu karya-karyanya anak HMI bisa jadi warna tersendiri di tengah dunia sastra yang semakin ngepop!!!! Mantap kan?? Karena ketika melakukan rekayasa sosial itu bukan cuma lewat politik, tapi lewat bidang apapun!!! Seandainya di PB kemaren ada tambahan komisi..mungkin yang ingin ditambahkan adalah Komisi Teknologi Informasi dan KOmisi Seni Budaya. Tapi selama ini HMI kurang mewadahi hal-hal yang kyak gitu. Padahal orang HMI yang anak teater bejibun...artis semua!!! Audisi Film KCB kemaren sebenarnya kalo anak2 HMI mo ikut, semua bisa kepilih. Tapi sayangnya nggak minat sama gitu2an...he3.

Ups, jadi agak ngelantur ya??? Jadi kalo ngliat judul diatas, PB??penting nggak sieh?? Penting tapi bukan segalanya. Penting bangetz karena biar potensi-potensi kita nggak mati. Masa kader2 HMI lulus kuliah pada berbondong-bondong jadi PNS. Nggak salah sieh... Tapi itu menunjukkan bahwa HMI ternyata kurang optimal untuk menjadi alat pengembangan potensi diri. Kalo emang banyak yang suka politik kenapa nggak dibikin aja Lembaga Khusus bidang politik . LPMI (Lembaga Politik Mahasiswa Islam), itu akan membuat HMI terhindar dari isu2 yang mengatakan tidak independen.

Yang pasti, berharapnya besok yang di PB bukan karena sekedar deal-deal politik ataupun kepentingan-kepentingan tertentu. Kalo kemaren pas pemilihan disinyalir banyak tangan gaib alumni yang ikut bermain... KIta potong saja tangan mereka.he3. Kalo emang kemaren mereka bermaen..ya cukuplah, biarkan kita generas-generasi sekarang lah yang bermain di pentas. Toh sebenarnya para senior juga udah diwadahi oleh lembaga MSO. Kenapa nggak maen2 disitu aja sieh??kan sesuai umur tuh..he3.

Yang pasti..saya dan juga teman--teman semua yang ada di cabang-cabang seluruh Indonesia pastinya berharap untuk HMI yang lebih baek. HMI yang Berkarya dan Berprestasi. Sudahilah legenda HMI sebagai alat politik, kalo kita emang mo berpolitik ya marilah dirikan bangunan-bangunan politik yang indah , bersih. HMI ini kan tempat kita semua belajar. Kalo pas belajar aja kita udah rusuh...apalagi nanti aplikasinya. Yakin Usaha Sampai

No Response to " "

HMI KU UNTUK
INDONESIA BARU